Jumat, 06 Mei 2016

Makalah Alat-Alat Ukur



MAKALAH
ALAT-ALAT UKUR LISTRIK, MULTIMETER, OSILOSKOP DAN GALVANOMETER

Dosen Pengampu :
Wawan Kurniawan S. Si, M. Cs
Fibrika Rahmat Basuki S.Pd, M.Pd


 









Disusun Oleh :
Kelompok   5
1.        Ai Suryani                                      (RSA1C315005)
2.        Ana Arifatul Fitriah                       (RSA1C315013)
3.        Pipit Rostika                                   (RSA1C315008)
4.        Wahyuni Teresia                             (RSA1C315019)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA PGMIPA-U
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan  ke hadirat Allah SWT atas segala berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Alat-Alat Ukur Multimeter, Osiloskop Dan Galvanometer” untuk memenuki salah satu ugas mata kuliah praktikum alat-alat ukur.
Ucapan terimakasih kami tujukan kepada bapak Fibrika Rahmat Basuki, S. Pd, M. Pd selaku dosen pengampu yang telah memberikan pengarahan yang sangat berarti dan bermanfaat, sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Selain itu juga kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini, kami mengucapkan banyak terimakasih.
Selanjutnya, kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tak luput dari berbagai kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penyusun sangat terbuka dalam menerima saran dan kritikan yang konstruktif dari pembaca sekalian, demi kesempurnaan penulisan karya tulis kami di kemudian hari.
Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat positif bagi   kita semua.
Jambi, 04 Febuari 2016


Tim Penulis










DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................             i
DAFTAR ISI...........................................................................................             ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................             iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................             1
1.1 Latar Belakang........................................................................             1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................             1
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................             1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................             2
2.1 Multimeter...............................................................................             2
2.2 Osiloskop................................................................................             6
2.3 Galvanometer .........................................................................             9
BAB III PENUTUP................................................................................             15
3.1 Simpulan.................................................................................             15
3.2 Saran.......................................................................................             15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................             16














BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Alat ukur dalam dunia elekronik atau listrik, sebenarnya tidak jauh berbeda. Hanya saja untuk bidang elektonika lebih mengarah kepada komponen yang memiliki tegangan yang rendah, sedangka alat listrik lebih tinggi tegangannya. Contoh alat elekronika, radio tv, amplyfier dan sejenis lainnya sedangkan alat listrik, pembangkit listrik, generator merupakan salah satu alat kelistrikan yang memiliki tegangan tinggi.
Karena perbedaan tegangan itulah, diperlukan suatu alat ukur yang sesuai baik itu untuk alat ukur listrik maupun alat ukur elektronik. Seorang teknisi listrik biasanya memiliki berbagai alat elektonik yang membantuntanya dalam mengukur  besaran listrik. Seperti: multimeter, osiloskop dan galvanometer.
Tiga jenis alat ukur yang wajib merekamiiki, diantaranya: amperemeter, voltmeter dan ohmmeter. Jika seorang teknisi harus memiliki ketiga alat tersebut, bisa dibayangkan seorang teknisi akan kerepotan membawa banyak barang tersebut. Makanya diciptakan sebuah alat multifungsi yang memiliki fungsi sebagai pengukur arus listrik, besarnya tegangan listrik dan besarnya hambatan listrik. Alat tersebut disebut dengan multimeter atu multitester atau juga bisa diebut sebagai AVO meter (Ampermeter. Voltmeter dan Ohmmeter).
Seorang teknisi tidak cukup dengan memiliki ketiga alat tersebut, mereka juga harus memiliki sebuah alat yang memiliki ketelitian tinggi saat melakukan pengukuran pada arus yang jumlahnya kecil. Dan alat yang dapat digunakan oleh seorang teknisi tersebut adalah galvanometer.
Arus listrik sangat sulit untuk dipelajari, maka dari itu, seorang teknisi listrik harus memiliki sebuah alat yang bisa digunakan untuk mempelajari arus listrik. Dan alat yang umum digunakan itu adalah osiloskop. Osiloskop berfungsi menerjemahkan arus listrik kedalam bentuk gelombang  yang di proyeksikan dalam sinar katoda darii pemancaran electron.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskan sebuah rumusan masalah yaitu:
1.      Apa yang dimaksud dengan multimeter, osiloskop dan galvanometer?
2.      Bagaiman sejarah penemuan alat ukur multimeter, osiloskop dan galvanometer?
3.      Apa saja fungsi multimeter, osiloskop dan galvanometer?
4.      Apa saja bagian-bagian multimeter, osiloskop dan galvanometer?
5.      Ada berapa jenis multimeter, osiloskop dan galvanometer?
6.      Apa saja aplikasi dari multimeter, osiloskop dan galvanometer?
7.      Apa sajakah modifikasi dari setiap alat ukur (multimeter, osiloskop dan galvanometer)?

1.3  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, diantaranya:
1.      Untuk menjelaskan pengertian multimeter, osiloskop dan galvanometer
2.      Untuk menjelaskan sejarah penemuan alat ukur multimeter, osiloskop dan galvanometer
3.      Untuk menyebutkan bagian-bagian dan fungsi multimeter, osiloskop dan galvanometer
4.      Untuk menjelaskan  jenis-jenis multimeter, osiloskop dan galvanometer yang umum ditemui?
5.      Untuk memaparkan aplikasi dan modifikasi dari multimeter, osiloskop dan galvanometer















BAB II
PEMBAHASAN

1.1  Multimeter
Sebuah multimeter atau multitester, juga dikenal sebagai VOM (Volt-Ohm meter), adalah sebuah alat ukur elektronik yang menggabungkan beberapa fungsi pengukuran dalam satu unit. Sebuah multimeter khas dapat mencakup fitur seperti kemampuan untuk mengukur tegangan, arus dan hambatan.
Multimeter dapat menggunakan sirkuit analog atau digital-analog multimeter (AMM) dan digital multimeter (sering disingkat DMM atau DVOM.) Instrumen Analog biasanya didasarkan pada microammeter yang pointer bergerak di atas skala dikalibrasi untuk semua pengukuran yang berbeda yang dapat dibuat; digital instrumen biasanya menampilkan digit, tetapi mungkin menampilkan sebuah bar dengan panjang sebanding dengan kuantitas yang diukur.
A.    Sejarah Multimeter
Multimeter diciptakan di awal 1920-an sebagai radio penerima dan perangkat tabung vakum elektronik lainnya menjadi lebih umum. Penemuan multimeter pertama dikaitkan dengan Kantor Pos insinyur Inggris, Donald Macadie, yang menjadi tidak puas dengan harus membawa instrumen yang terpisah diperlukan untuk pemeliharaan sirkuit telekomunikasi. Macadie menemukan alat yang bisa mengukur ampere (amp) , volt dan ohm, sehingga meteran multifungsi kemudian dinamai avometer.
Meteran terdiri meter coil bergerak, tegangan dan resistor presisi, dan switch dan soket untuk memilih kisaran. Macadie mengambil idenya ke Coil yang Winder Otomatis dan Perusahaan Peralatan Listrik (ACWEEC, didirikan pada ~ 1923). The AVO pertama memakai dijual pada tahun 1923, dan meskipun itu awalnya DC, banyak fitur-fiturnya tetap hampir tidak berubah melalui Model terakhir 8.
B.     Fungsi Multimeter
Fumgsi alat ukur multimeter ada beberapa macam, tergantung pada tipe dan merk multimeter yang digunakan. Akan tetapi pada umumnya multimeter memiliki tiga fungsi utama yaitu untuk mengukur tegangan arus dan hambatan. Berikut fungsi dasar dan fungsi tambahan pada multimeter:
1.      Fungsi dasar multimeter
a.       Multimeter digunakan untuk mengukur resistansi
Untuk mengukur resistansi suatu resistor, posisi saklar pemilih multimeter diatur pada kedudukan W dengan batas ukur x 1. Test lead merah dan test lead hitam saling dihubungkan dengan tangan kiri, kemudian tangan kanan mengatur tombol pengatur kedudukan jarum pada posisi nol pada skala W.Langkah selanjutnya kedua ujung test lead dihubungkan pada ujung-ujung resistor yang akan diukur resistansinya. Cara membaca penunjukan jarum meter sedemikian rupa sehingga mata kita tegak lurus dengan jarum meter dan tidak terlihat garis bayangan jarum meter. Supaya ketelitian tinggi kedudukan jarum penunjuk meter berada pada bagian tengah daerah tahanan.
b.      Multimeter digunakan untuk mengukur tegangan DC
Untuk mengukur tegangan DC (misal dari baterai atau power supply DC), saklar pemilih multimeter diatur pada kedudukan DCV dengan batas ukur yang lebih besar dari tegangan yang akan diukur. Test lead merah pada kutub (+) multimeter dihubungkan ke kutub positip sumber tegangan DC yang akan diukur, dan test lead hitam pada kutub (-) multimeter dihubungkan ke kutub negatip (-) dari sumber tegangan yang akan diukur. Hubungan semacam ini disebut hubungan paralel. Untuk mendapatkan ketelitian yang paling tinggi, usahakan jarum penunjuk meter berada pada kedudukan paling maksimum, caranya dengan memperkecil batas ukurnya secara bertahap dari 1000 V ke 500 V; 250 V dan seterusnya. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bila jarum sudah didapatkan kedudukan maksimal jangan sampai batas ukurnya diperkecil lagi, karena dapat merusakkan multimeter.
c.       Multimeter digunakan untuk mengukur tegangan AC
Untuk mengukur tegangan AC dari suatu sumber listrik AC, saklar pemilih multimeter diputar pada kedudukan ACV dengan batas ukur yang paling besar misal 1000 V. Kedua test lead multimeter dihubungkan ke kedua kutub sumber listrik AC tanpa memandang kutub positif atau  negatif. Selanjutnya caranya sama dengan cara mengukur tegangan DC di atas.
d.      Multimeter digunakan untuk mengukur arus DC
Untuk mengukur arus DC dari suatu sumber arus DC, saklar pemilih pada multimeter diputar ke posisi DCmA dengan batas ukur 500 mA. Kedua test lead multimeter dihubungkan secara seri pada rangkaian sumber DC Ketelitian paling tinggi akan didapatkan bila jarum penunjuk multimeter pada kedudukan maksimum. Untuk mendapatkan kedudukan maksimum, saklar pilih diputar setahap demi setahap untuk mengubah batas ukurnya dari 500 mA; 250 mA; dan 0, 25 mA. Yang perlu diperhatikan adalah bila jarum sudah didapatkan kedudukan maksimal jangan sampai batas ukurnya diperkecil lagi, karena dapat merusakkan multimeter.
2.      Fungsi tambahan multimeter
a.       Hfe meter
Hfe meter tidak selalu ada dalam multimeter. Fungsi hfe meter adalah untuk mengetahui nilai factor penguat transistor yang pada umumnya penguat transisitor bertipe NPN dan PNP.
b.      Kapasistansi meter
Kapasistansi meter yaitu untuk mengetahui nilai kapasistansi suatu kapasistor. Pada multimeter analog yang telah memiliki fungsi kapasistansi meter saklar selaktor berfungsi sebagai multiplier atau factor pengali dari nilai yang ditunjuk oleh jarum meter. Sedangkan pada multimeter digital dengan fungsi kapasistansi meter maka saklar selector berfungsi sebagai batas ukur maksimum.
c.       Frekuensi meter
Frekuensi meter hanya terdapat pada tipe multimeter digital tertentu. Fungsi frekuensi meter ini digunakan untuk mengetahui frekuensi suatu sinyal atau isyarat pada suatu rangkaian elektronika.
d.      Penguji dioda
e.       Pengukur temperature
f.       Induktansi dalam henrys.
C.     Bagian-Bagian Multimeter
gbr. multimeter analog
Dari gambar multimeter dapat dijelaskan bagian-bagian dan fungsinya :
1)      Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero Adjust Screw), berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.
2)      Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm Adjust Knob), berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya : saklar pemilih diputar pada posisi W (Ohm), test lead + (merah 2 dihubungkan ke test lead – (hitam), kemudian tombol pengatur kedudukan 0 W diputar ke kiri atau ke kanan sehingga menunjuk pada kedudukan 0 W.
3)      Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya. Multimeter biasanya terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu :
a.       Posisi W (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10; dan K W
b.      Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
c.       Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
d.      Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter berfungsi sebagai mili amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500. Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe multimeter yang satu dengan yang lain batas ukurannya belum tentu sama.
4)      Lubang kutub + (V A W Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna merah.
5)      Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub - yang berwarna hitam.
6)      Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch), berfungsi untuk memilih polaritas DC atau AC.
7)      Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat komponenkomponen multimeter.
8)      Jarum penunjuk meter (Knife –edge Pointer), berfungsi sebagai penunjuk besaran yang diukur.
9)      Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan meter.

D.    Jenis-Jenis Multimete
Berdasarkan tampian display atau meter yang digunakan mak multitester/ multimeter di bedakan menjadi dua kategori, yaitu: multimeter digital atau DMM (digital multi-meter) (untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Masing-masing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC.
1.      Multimeter analog
Multimeter analog adalah jenis multimeter yang menggunakan display ukur (meteran) dengan tipe jarum penunjuk sehingga untuk membaca hasil ukur harus dilakukan dengan cara melihat jarum posisi penunjuk pada meter dan melihat posisi saklak selector pada batas ukur, kemudian melakukan perhitungan secara manual untuk mencapatkan hasil ukurnya. Kondisi atu proses pembaaan hasil ukur masih manual inilah yang menyebabkan mltimeter jenis ini disebut multimeter analog.

Gambar 1. Multitester analog
2.      Multimeter Digital (elektronis elektronis)
Multimeter digital atau yang lebih sering disebut digital multitester yang merupakan jenis multitester yang telah menggunakan display digital sebagi hasil ukurnya. Hasil ukur yang ditampilkan display digital merupakan hasil yang telah sesuai, seingga tidak perlu dilakukan pengukuran antar hasil ukur dan batas ukur
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEic4fnuW852LSXjx4M1EyfSTEuR2U5zOGD9KihWCEqoehzchq3wkJk7sMBp-XLnneLHvNHrYfZRcyt7sxyFmUsHlLQB-3_d3AoN9VCBK2ouG0st1-jvQhQ-7vPad3GYpGJLzG205ELkmaeO/s1600/220px-Digital_Multimeter_Aka.jpg
Gambar 2. Multitester digital
E.     Aplikasi

F.      Modifikasi
Volset adalah digital multitester yang terhubung ke smartphone, seperti android. Perangkat ini dibuat terpisah menggunakan power smarthone sedangkan layar multitester digantikan ke smartphone melalui software.

1.2  Osiloskop
Osiloskop digunakan untuk melihat bentuk sinyal yang sedang diamati. Dengan Osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode dan tegangan dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran.
Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol. Display menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna warni dan berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak dan disebut div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan.
Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar. Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk melihat dua sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal keluaran. Ada beberapa jenis tegangan gelombang yang akan diperlihatkan pada layar monitor osiloskop, yaitu:
1. Gelombang sinusoida
2. Gelombang blok
3. Gelombang gigi gergaji
4. Gelombang segitiga.
Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda. Dalam osiloskop terdapat tabung panjang yang disebut tabung sinar katode atau Cathode Ray Tube (CRT). Dimana peranti pemancar electron memproyeksikan sorotan electron ke layar tabung sinar katode yang mnegakibatkan sorotan electron membekas di layar. Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop membuatnya bergerak berulang-ulang keriki dan kekanan. Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal continue sehingga mudah dipelajari (wikipedia).
Hal hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah :
1)      Memastikan alat yang diukur dan osiloskop ditanahkan(digroundkan).Disamping untuk keamanan hal ini juga untuk mengurangi noise dari frekuensi radio atau jala jala.
2)      Memastikan probe dalam keadaan baik.
3)      Kalibrasi tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di osiloskop.

          
Gambar 3. Panel display osiloskop                                gambar 4. Panel tombol osiloskop
A.    Sejarah Osiloskop
The Braun tabung dikenal pada tahun 1897, dan pada tahun 1899 Jonathan Zenneck dilengkapi dengan balok pembentuk piring dan medan magnet untuk menyapu jejak. Tabung sinar katoda awal telah diterapkan secara eksperimental untuk pengukuran laboratorium pada awal 1920-an, tapi menderita stabilitas miskin vakum dan emitter katoda. VK Zworykin menggambarkan disegel permanen, tinggi-vakum tabung sinar katoda dengan emitor termionik pada tahun 1931. Komponen yang stabil dan direproduksi memungkinkan Umum Radio untuk memproduksi sebuah osiloskop yang digunakan di luar laboratorium. Setelah Perang Dunia II Surplus komponen elektronik menjadi dasar kebangkitan Heathkit Korporasi , dan $ 50 osiloskop kit yang terbuat dari bagian-bagian tersebut adalah keberhasilan pasar pertama.
Pada 1950-an dan 1960-an, osiloskop sering digunakan dalam film dan program televisi untuk mewakili peralatan ilmiah dan teknis generik. TV AS menunjukkan The Outer Limits (1963-1965) terkenal digunakan gambar fluktuasi gelombang sinus pada sebuah osiloskop sebagai latar belakang untuk kredit pembukaannya ("Tidak ada yang salah dengan televisi Anda set”).
Televisi legenda Ernie Kovacs menggunakan layar osiloskop sebagai bagian transisi visual antara komedi "nya pemadaman "segmen video. Itu terutama digunakan dengan pemutaran disinkronkan dari versi berbahasa Jerman dari lagu " Mack Knife ". Mereka televisi selama nya bulanan ABC Television Network spesial selama akhir 1950-an sampai kematiannya pada tahun 1962. Anda bahkan bisa melihat osiloskop dalam film terbaru seperti The Avengers (film 2012) , yang berisi lebih dari enam jenis osiloskop.
B.     Fungsi Osiloskop
Osiloskop biasanya digunakan untuk mengamati bentuk gelombang yang tepat dari sinyal listrik. Selain amplitudo sinyal, osiloskop dapat menunjukkan distorsi, waktu antara dua peristiwa (seperti lebar pulsa, periode, atau waktu naik) dan waktu relatif dari dua sinyal terkait.
Secara umum osiloskop berfungsi untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal yang sedang diamati. Dengan Osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode dan tegangan dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran.
1)      Ada beberapa kegunaan osiloskop lainnya, yaitu:
2)      Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
3)      Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
4)      Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
5)      Membedakan arus AC dengan arus DC.
6)      Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.
C.     Bagian-Bagian Osiloskop
Osiloskop terdiri dari dua bagian utama, yaitu panel display dan panel tombol. Dari setiap bagian utama terdapat bagian-bagian kecil lainnya, diantaranya:
Bagian-bagian yang terdapat pada panel display diantaranya:
1)      Volt atau div, berfungsi untuk mengeluarkan tegangan AC, mengatur berapa nilai tegangan yang diwakili oleh satu div di layar
2)      CH1 (Input X), berfungsi untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur atau pembacaan posisi horizontal, terminal masukan pada saat pengukuran pada CH 1 juga digunakan untuk kalibrasi. Jika signal yang diukur menggunakan CH 1, maka posisi switch pada CH 1 dan berkas yang nampak pada layar hanya ada satu.
3)      AC-DC, berfungsi untuk memilih besaran yang diukur,  mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal masukan osiloskop. Jika tombol pada posisi AC maka pada terminal masukan diberi kapasitor kopling sehingga hanya melewatkan komponen AC dari sinyal masukan. Namun jika tombol diletakkan pada posisi DC maka sinyal akan terukur dengan komponen DC-nya dikutsertakan, posisi AC = Untuk megukur AC, objek ukur DC tidak bisa diukur melalui posisi ini, karena signal DC akan terblokir oleh kapasitor Dan posisi DC = Untuk mengukur tegangan DC dan masukan-masukan yang lain.
4)      Ground, berfungsi untuk memilih besaran yang diukur dan digunakan untuk melihat letak posisi ground di layar.
5)      Posisi Y, berfungsi untuk mengatur posisi garis atau tampilan dilayar atas bawah, untuk menyeimbangkan DC vertical guna pemakaian channel 1 atau (Y) dan Penyetelan dilakukan sampai posisi gambar diam pada saat variabel diputar.
6)      Variabel, berfungsi untuk kalibrasi osiloskop.
7)      Selektor pilih, berfungsi untuk memilih Chanel yang diperlukan untuk pengukuran.
8)      Layar, berfungsi untuk menampilkan bentuk gelombang
9)      Inten, berfungsi untuk mengatur cerah atau tidaknya sinar pada layar Osiloskop. Diputar ke kiri untuk memperlemah sinar dan diputar ke kanan untuk memperterang.
10)  Rotatin, berfungsi untuk mengatur posisi garis pada layar dan mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di layar
11)  Fokus, berfungsi untuk menajamkan garis pada layer untuk mendapatkan gambar yang lebih jelas, digunakan untuk mengatur fokus
12)  Position X, berfungsi untuk mengatur posisi garis atau tampilan kiri dan kanan. untuk mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal masukannya nol) dan untuk menyetel kekiri dan kekanan berkas gambar (posisi arah horizontal) Switch pelipat sweep dengan menarik knop, bentuk gelombang dilipatkan 5 kali lipat kearah kiri dan kearah kanan usahakan cahaya seruncing mungkin.
13)  Sweep time/div, berfungsi untuk mengatur waktu periode (T) dan Frekwensi (f), mengatur berapa nilai waktu yang diwakili oleh satu div di layar, untuk sakelar putar untuk memilih besarnya tegangan per cm (volt/div) pada layar CRT, ada II tingkat besaran tegangan yang tersedia dari 0,01 v/div s.d 20V/div Yaitu untuk memilih skala besaran waktu dari suatu priode atau pun square trap Cm (div) sekitar 19 tingkat besaran yangtersedia terdiri dari 0,5 s/d 0,5 second.pengoperasian X-Y didapatkan dengan memutar penuh kearah jarum jam. Perpindahan Chop-ALT-TVV-TVH. secara otomatis dari sini. Pembacaan kalibrasi sweep time/div juga dari sini dengan cara variabel diputar penuh se arah jarum jam.
14)  Mode, berfungsi untuk memilih mode yang ada
15)  Variabel, berfungsi untuk kalibrasi waktu periode dan frekwensi, mengontrol sensitifitas arah vertical pada CH 1 (Y) pada putaran maksimal ke arah jarum jam (CAL) gunanya untuk mengkalibrasi mengecek apakah Tegangan 1 volt tepat 1 cm pada skala layar CRT dan untuk menyetel sweeptime pada posisi putaran maksimum arah jarum jam. (CAL) tiap tingkat dari 19 posisi dalam keadaan terkalibrasi .
16)  Level, berfungsi untuk menghentikan gerak tampilan layar.
17)  Exi Trigger, berfungsi untuk trigger dari luar.
18)  Power, berfungsi untuk menghidupkan Osiloskop.
19)  Cal 0,5 Vp-p, berfungsi untuk kalibrasi awal sebelum Osiloskop digunakan.
20)  Ground, berfungsi untuk melihat letak posisi ground di layer, ground Osiloskop yang dihubungkan dengan ground yang diukur.
21)  CH2 (input Y), berfungsi untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur atau pembacaan Vertikal. Jika signal yang diukur menggunakan CH 2, maka posisi switch pada CH 2 dan berkas yang nampak pada layar hanya satu.
Tombol-tombol yang terdapat di panel osiloskop antara lain :
1)      Focus Digunakan untuk mengatur focus
2)      Intensity Untuk mengatur kecerahan garis yang ditampilkan di layar
3)      Trace rotation Mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di layar
4)      Volt/div Mengatur berapa nilai tegangan yang diwakili oleh satu div di layar
5)      Time/div Mengatur berapa nilai waktu yang diwakili oleh satu div di layar
6)      Position Untuk mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal masukannya nol)
7)      AC/DC Mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal masukan osiloskop. Jika tombol pada posisi AC maka pada terminal masukan diberi kapasitor kopling sehingga hanya melewatkan komponen AC dari sinyal masukan. Namun jika tombol diletakkan pada posisi DC maka sinyal akan terukur dengan komponen DC-nya dikutsertakan.
8)      Ground Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layar.
9)      Channel 1/ 2 Memilih saluran / kanal yang digunakan.
D.    Jenis-Jenis Osiloskop

Menurt yelyanto, fery. 2015, secara prinsip kerjanya ada dua tipe osiloskop, yakni tipe analog (ART - analog real time oscilloscope) dan tipe digital (DSO-digital storage osciloscope), masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan. Para insinyur, teknisi maupun praktisi yang bekerja di laboratorium perlu mencermati karakter masing-masing agar dapat memilih dengan tepat osiloskop mana yang sebaiknya digunakan dalam kasus-kasus tertentu yang berkaitan dengan rangkaian elektronik yang sedang diperiksa atau diuji kinerjanya.

A.    Osiloskop Analog
Osiloskop analog menggunakan tegangan yang diukur untuk menggerakkan berkas electron dalam tabung sesuai bentuk gambar yang diukur. Pada layar osiloskop langsung ditampilkan bentuk gelombang tersebut. Osiloskop tipe waktu nyata analog (ART) menggambar bentuk-bentuk gelombang listrik dengan melalui gerakan pancaran elektron (electron beam) dalam sebuah tabung sinar katoda (CRT -cathode ray tube) dari kiri ke kanan.
Osiloskop analog pada prinsipnya memiliki keunggulan seperti; harganya relatif lebih murah daripada osiloskop digital, sifatnya yang realtime dan pengaturannya yang mudah dilakukan karena tidak ada tundaan antara gelombang yang sedang dilihat dengan peragaan di layar, serta mampu meragakan bentuk yang lebih baik seperti yang diharapkan untuk melihat gelombang-gelombang yang kompleks, misalnya sinyal video di TV dan sinyal RF yang dimodulasi amplitudo. Keterbatasanya adalah tidak dapat menangkap bagian gelombang sebelum terjadinya event picu serta adanya kedipan (flicker) pada layar untuk gelombang yang frekuensinya rendah (sekitar 10-20 Hz).
Osiloskop analog terbagi kedalam berapa jenis, yaitu:
1.      Single trace analog
Ciri-ciri umum yang dimiliki:
a.       Memiliki 1 terminal input
b.      Terdapat 1 penyetelan volt/div
c.       Hanya mampu menampilkan 1 sinyal input
d.      Amplitude terukur merupakan hasil perkalian jumlah divisi/penunjukan volt/div
2.      Double trace analog
Ciri-ciri umum yang dimiliki:
a.       Memiliki 2 teminal input
b.      Terdapat dua penyetelanvolt/div
c.       Mampu menampilkan 2 sinyal sekaligus
d.      Amplitudo terukur merupakan hasil perkalian jumlah divisi x penunjuk volt/div.

B.     Osiloskop digital

Osiloskop digital mencuplik bentuk gelombang yang diukur dan dengan menggunakan ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengubah besaran tegangan yang dicuplik menjadi besaran digital. Dalam osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu disampling (dicuplik) dan didigitalisasikan. Osiloskop kemudian menyimpan nilai-nilai tegangan ini bersama sama dengan skala waktu gelombangnya di memori.
Pada prinsipnya, osiloskop digital hanya mencuplik dan menyimpan demikian banyak nilai dan kemudian berhenti. Ia mengulang proses ini lagi dan lagi sampai dihentikan. Beberapa DSO memungkinkan untuk memilih jumlah cuplikan yang disimpan dalam memori per akuisisi (pengambilan) gelombang yang akan diukur.
Osiloskop digital memberikan kemampuan ekstensif, kemudahan tugas-tugas akuisisi gelombang dan pengukurannya. Penyimpanan gelombang membantu para insinyur dan teknisi dapat menangkap dan menganalisa aktivitas sinyal yang penting. Jika kemampuan teknik pemicuannya tinggi secara efisien dapat menemukan adanya keanehan atau kondisi-kondisi khusus dari gelombang yang sedang diukur.
Osiloskop digital terbagi dalam beberapa jenis, diantaranya:
1.      Digital storage
Cirri-ciri umum yang dimiliki:
a.       Umumnya memiliki dua terminal input dan lebih
b.      Hasil pengukuran langsung terbacadengan angka-angka pada layar
c.       Terdapat volume tombola tau save untuk menyimpan hasil pengukuran dan suatu saaat jikadiperlukan dapat ditampilkan kembali.
2.      Read out
Cirri-ciri umum yang dimiliki:
a.       Memiliki dua terminal input dan lebih.
b.      Disamping bentuk gelombang, hasil pengukuran langsung terbaca dengan angka-angka pada layar.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/e0/Siglent_SDS1304CFL.jpg/220px-Siglent_SDS1304CFL.jpg              
Gambar 5. Osiloskop analog                           Gambar 6 osiloskop digital
E.     Aplikasi

F.      Modifikasi
Banyak osiloskop hari ini memberikan satu atau lebih antarmuka eksternal untuk mengijinkan remote kontrol instrumen oleh perangkat lunak eksternal.Interface ini (atau bus) meliputi GPIB , Ethernet , port serial , dan USB .

1.3  Galvanometer
            Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda potensial listrik yang relative kecil. Galvanometer tidak dapat digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial yang relative lebih besar, karena komponen internal yang tidak mendukung. Galvano meter dapat digunakan untuk mengkur kuat arus dan beda potensial yang lebih besar jika pada galvanometer dipasang hambatan eksternal (dalam voltmeter disebut hambatan depan dan dalam ampermeter disebut hambatan shunt)(Wikipedia:2016).

Gambar 7. galvanometer
            Prinsip kerja galvanometer sama dengan motor listrik, tapi karena dilengkapi pegas, maka  kumparannya tidak berputar. Muatan dalam  magnet dapat berubah karena arus listrik yang mengalir ke dalamnya. Galvanometer pada umumnya dipakai untuk arus searah, tetapi prinsipnya menggunakan konstruksi kumparan putar.
Cara kerja galvanometer, yaitu berputarnya kumparan karena munculnya dua gaya Lorents sama besar tetapi berlawanan arah, yang bekerja pada dua sisi kumparan yang saling berhadapan. Kawat tembaga dililitkan pada inti besi lunak berbentuk silinder membentuk statu kumparan, dan diletakkan diantara diantara kutub-kutub sebuah magnet Permanen. Arus listrik memasuki dan meninggalkan kumparan melalui pegas spiral yang terpasang di atas ddi bawah kumparan.
Maka sisi kumparan yang dekat dengan kutub utara dan kutub selatan mengalami gaya Lorente yang sama tetapi berlawanan arah, yang akan menyebebkan kumparan berputar. Putaran kumparan ditahan oleh kedua pegas spiral, sehingga kumparan hanya akan berputar dengan sudut tertentu. Putaran dari kumparan diteruskan oleh sebuah jarum untuk menunjuk pada skala tertentu. Angka yang ditunjukkan oleh skala menyatakan besar arus listrik yang diukur.
A.    Sejarah Galvanometer
Sejarah galvanometer dapat ditelusuri kembali ke tahun 1820, ketika fisikawan Denmark – Hans Christian Oersted mencatat bahwa jarum magnetik akan dibelokkan seperti itu ketika mengalami kontak dengan arus listrik. Pengamatan oleh Oersted kemudian menjadi prinsip dasar dari kerja sebuah galvanometer.
Pada tahun yang sama, fisikawan Jerman – Johann Schweigger bekerja dengan prinsip ini, dan dengan kemunculan galvanometer pertama. Hak untuk penemuan galvanometer bergerak-kumparan pertama, yang banyak digunakan saat ini, jatuh pada fisikawan Prancis – Jacques Arsene D’Arsonval. Beberapa tahun kemudian, Edward Weston cukup membuat beberapa perubahan untuk desain ini, dan melakukan improvisasi.
B.     Fungsi Galvanometer
Fungsi galvanometer adalah untuk mendeteksi dan mengukur arus listrik yang besarannya kecil.selain itu galvanometer juga digunakan untuk menentukan kehadiran, arah dan kekuatan arus listrik dalam konduktor. Galvanometer didasarkan pada penemuan oeh hans c. oersted bahwa jarum magnetic dibelokan oleh kehadiran arus listrik dalam konduktor terdekat. Ketika arus listrik mendekati konduktor, jarum magnetic cenderung membelok ke sudut kanan ke konduktor sehingga arah pararel kea rah garis induksi di sekitar konduktor dan yang poin kutub utara dimana garis-garis ini induksi mengalir. Secara umum, sejauh mana jarum tenyata tergantung kepada kekuatan ini.
C.     Bagian-Bagian Galvanometer
Sebuah galvanometer D’arsonal mempunyai sebuah kumparan berporos dengan penunjuk yang disambungkan ke sebuah magnet permanen yang memberikan sebuah medan magnetic yang besarnya seragam, dan sebuah pegas yang memberikan torka pemulih (sears dan zemansky. 2003:268).
Berdasarkan kutipan diatas, dapat ditarik kesimpulan umum sebuah galvanometer terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
1)      papan sekala, berfungsi untuk membaca hasil pengukuran.
2)      Jarum penunjuk, berfungsi menunjukan skala dimana kuat arus yang terdapat dalam kumparan.
3)      Pegas, berfungsi untuk menggerakan jarum kompas
4)      Magnet, berfungsi sebagai pengalir arus listrik.
5)      Kumparan
D.    Jenis-Jenis Galvanometer
            Ada beberapa jenis galvanometer, diantaranya:
1)      galvanometer balistik
untuk mengukur fluks maknit digunakan galvanometer balistik, dimana galvanometer ini bekerja menggunakan prinsip D’ Arsonal dan dirancang khusus untuk pemakaian selama 20-30 sekon dengan kepekaan tinggi. Pada penggukuran balistik ini, kumparan menerima suatu implus arus sesaat, mengakibatkan kumparan berayun kesatu sisi dan kemudian kembali berhenti dalam gerakan berosilasi.
Jika impuls arus berlangsung singkat, maka defleksi mula-mula dari posisi berhenti berbanding lurus dengan kuantitas pengosongan muatan listrik melalui kumparan.nilai relative impuls arus yang diukur dalam defleksi sudut mula-mula dari kumparan adalah:
Q = K. Ө
Ket:     Q= muatan listrik (coulomb).
            K= kepekaan galvanometer (coulomb/radiasi defleksi).
            Ө= defleksi sudut kumparan (radian).
Harga kepekaan galvanometer oleh redaman dan besarnya diperoleh secara ekperimental, melalui pemeriksaan kalibrasi pada kondisi pemakaian yang sama. Salah satu cara kalibrasi galvanometer adalah dengan cara kalibrasi bersama. Yaitu dengan dengan cara merangkai sumber arus primer di kopel melalui ke galvanometer melalui penggujian induktansi bersama.
2)      galvanometer suspense
pengukuran-pengukuran arus searah sebelumnya menggunakan galvanometer system gantungan yang merupakan pelopor instrument kumparan putar, sebagai dasar pada umumnya instrument penunjuk arus searah yang dipaai secara luas. Dengan beberapa penyempurnaan galvanometer suspense masih dgunakan untuk penggukuran laboratorim yang sensitifitasnya tinggi .
            galvanometer suspense merupakan jenis alat ukur yang merupakan cikal bakal atau dasar alat ukur arus searah yang menggunakan kumparann gerak bagi sebagian besar alat ukur arus serah yang digunakan hingga saat ini. Kontruksi ari prinsip kerjanya dengan cara menggantungkan sebuah kumparan dari kawat halus didalam seuah medan magnet permanen, kemudian dialiri arus listrik maka kumparan akan berputar di dalam medan magnet.
E.     Aplikasi Dalam Kehidupan Sehari-Hari



F.      Modifikasi Galvanometer
Galvanometers adalah  instrumen yang digunakan untuk mengukur arus dalam perangkat listrik dan mereka telah digunakan sejak listrik ditemukan. Galvanometers telah berubah banyak dalam desain, teknik pengukuran namun tujuan dasar adalah sama yaitu untuk mengukur arus.
Galvanometers modern menggunakan elektronika digital extreemly efisien untuk melakukan pengukuran. Galvanometers juga digunakan untuk mengamati teknik-teknik lama dari teknik-teknik modern yang telah berevolusi.
























BAB III
PENUTUP

1.4  Simpulan
Multimeter atau multitester juga dikenal sebagai VOM (Volt-Ohm meter) adalah sebuah alat ukur elektronik yang menggabungkan beberapa fungsi pengukuran dalam satu unit. Sebuah multimeter khas dapat mencakup fitur seperti kemampuan untuk mengukur tegangan, arus dan hambatan. Namun tidak menutup kemungkinan untuk memiliki fitur lain seperti sebagai hfe meter. Berdasarkan hasil pengukuran ada dua jenis multimeter, yaitu: multimeter analog dan multimeter digital.
Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode, dimana peranti pemancar electron memproyeksikan sorotan electron ke layar tabung sinar katode yang mnegakibatkan sorotan electron membekas di layar. Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop membuatnya bergerak berulang-ulang keriki dan kekanan. Pengulangan ini menyebabkan entuk sinyal continue sehingga mudah dipelajari. Osiloskop terdapat dalam dua bentu, yaitu dalam bentuk analog dan dalam bentuk digital.
Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda potensial listrik yang relative kecil. Prinsip kerja galvanometer sama dengan motor listrik, tapi karena dilengkapi pegas, maka  kumparannya tidak berputar. Galvanometer terbagi kedalam dua jenis, yaitu galvanometer balistik dan galvanometer suspense.

3.2 Saran
Alat ukur listrik multimeter, osiloskop dan galvanometer merupakan jenis aalat ukur yang umum di temui dalam kehidupan sehari-hari. Namun alangkah lebih baik sebelum melakukan penulisan makalah, observasi alat terlebih dahulu, untuk mendalami materi yang di dapat dari kajian pustaka. Karena tidak semua materi dapat kita temukan dalam kajian pustaka.




DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2015. Jenis-jenis osiloskop. Diakses pada 30 Maret 2016 jam 18.00. http://feryyelyanto.blogspot.in/2015/05/jenis-jenis-osiloskop.html

Anonim.2013. osiloskop. Diakses pada tanggal 30 Maret 2016 jam18.15

http://irfanseptian17.blogspot.co.id/2013/10/oscilloscope.html


Anonim. 2012. Multimeter. Diakses pada tanggal 01 April 2016 jam 21.20 wib
http://multimeternevata.blogspot.co.id/2012/12/multimeter.html

anonym. 2014. Sejarah Di temukannya Galvanometer. Diakses pada 01 April 2016 pada jam 21.12. https://doniphysic.wordpress.com/2014/01/06/alat-ukur-listrik-2/

Anonym. 2014. Sejarah galvanometer. Diakses pada tanggal 01 April 2016 jam 22.00
http://riloeinstein.blogspot.co.id/2014/12/sejarah-galvanometer-galvanometer.html

anonym. 2007. Bagian-bagian osiloskop. Diakses pada tanggal 30 Maret 2016 jam 19.30. http://elektronika elektronika.blogspot.com/2007/06/bagian-bagian-osiloskop.html

Anonim. Tanpa tahun. Cara kerja osiloskop. Diakses pada tanggal 01 April 2016 jam 21.15. http://www.quantum-mobile.com/artikel/penggunaan-alat-ukur/63-cara-kerja-osciloscope-.html

Sears dan zemansky. 2003. Fisika universitas. Jakarta : Erlangga

Wikipedia. Tanpa tahun. Osiloskop. Diakses pada 30 Maret 2016 jam 18.20.
http://id.    Wikipedia.org/wiki/osiloskop/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar