MAKALAH
ALAT-ALAT UKUR LISTRIK, MULTIMETER,
OSILOSKOP DAN GALVANOMETER
Dosen Pengampu :
Wawan Kurniawan S. Si, M. Cs
Fibrika Rahmat Basuki S.Pd, M.Pd
Disusun
Oleh :
Kelompok 5
1.
Ai Suryani (RSA1C315005)
2.
Ana Arifatul Fitriah (RSA1C315013)
3.
Pipit Rostika (RSA1C315008)
4.
Wahyuni Teresia (RSA1C315019)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
PGMIPA-U
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat,
rahmat, dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Alat-Alat Ukur Multimeter, Osiloskop Dan Galvanometer” untuk memenuki
salah satu ugas mata kuliah praktikum alat-alat ukur.
Ucapan terimakasih kami tujukan kepada bapak Fibrika
Rahmat Basuki, S. Pd, M. Pd selaku dosen pengampu yang telah memberikan pengarahan
yang sangat berarti dan bermanfaat, sehingga kami mampu menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Selain itu juga kepada
segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan
makalah ini, kami mengucapkan banyak terimakasih.
Selanjutnya, kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini tak luput dari berbagai kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penyusun
sangat terbuka dalam menerima saran dan kritikan yang konstruktif dari pembaca
sekalian, demi kesempurnaan penulisan karya tulis kami di kemudian hari.
Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat positif bagi kita
semua.
Jambi, 04 Febuari
2016
Tim Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1
Latar Belakang........................................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah................................................................... 1
1.3
Tujuan Penulisan..................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 2
2.1
Multimeter............................................................................... 2
2.2
Osiloskop................................................................................ 6
2.3
Galvanometer ......................................................................... 9
BAB III PENUTUP................................................................................ 15
3.1
Simpulan................................................................................. 15
3.2
Saran....................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 16
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Alat ukur dalam dunia
elekronik atau listrik, sebenarnya tidak jauh berbeda. Hanya saja untuk bidang
elektonika lebih mengarah kepada komponen yang memiliki tegangan yang rendah,
sedangka alat listrik lebih tinggi tegangannya. Contoh alat elekronika, radio
tv, amplyfier dan sejenis lainnya sedangkan alat listrik, pembangkit listrik,
generator merupakan salah satu alat kelistrikan yang memiliki tegangan tinggi.
Karena perbedaan
tegangan itulah, diperlukan suatu alat ukur yang sesuai baik itu untuk alat
ukur listrik maupun alat ukur elektronik. Seorang teknisi listrik biasanya
memiliki berbagai alat elektonik yang membantuntanya dalam mengukur besaran listrik. Seperti: multimeter,
osiloskop dan galvanometer.
Tiga jenis alat ukur
yang wajib merekamiiki, diantaranya: amperemeter, voltmeter dan ohmmeter. Jika
seorang teknisi harus memiliki ketiga alat tersebut, bisa dibayangkan seorang
teknisi akan kerepotan membawa banyak barang tersebut. Makanya diciptakan
sebuah alat multifungsi yang memiliki fungsi sebagai pengukur arus listrik,
besarnya tegangan listrik dan besarnya hambatan listrik. Alat tersebut disebut
dengan multimeter atu multitester atau juga bisa diebut sebagai AVO meter
(Ampermeter. Voltmeter dan Ohmmeter).
Seorang teknisi tidak
cukup dengan memiliki ketiga alat tersebut, mereka juga harus memiliki sebuah
alat yang memiliki ketelitian tinggi saat melakukan pengukuran pada arus yang
jumlahnya kecil. Dan alat yang dapat digunakan oleh seorang teknisi tersebut
adalah galvanometer.
Arus listrik sangat
sulit untuk dipelajari, maka dari itu, seorang teknisi listrik harus memiliki
sebuah alat yang bisa digunakan untuk mempelajari arus listrik. Dan alat yang
umum digunakan itu adalah osiloskop. Osiloskop berfungsi menerjemahkan arus
listrik kedalam bentuk gelombang yang di
proyeksikan dalam sinar katoda darii pemancaran electron.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat
dirumuskan sebuah rumusan masalah yaitu:
1. Apa
yang dimaksud dengan multimeter, osiloskop dan galvanometer?
2. Bagaiman
sejarah penemuan alat ukur multimeter, osiloskop dan galvanometer?
3. Apa
saja fungsi multimeter, osiloskop dan galvanometer?
4. Apa
saja bagian-bagian multimeter, osiloskop dan galvanometer?
5. Ada
berapa jenis multimeter, osiloskop dan galvanometer?
6. Apa
saja aplikasi dari multimeter, osiloskop dan galvanometer?
7. Apa
sajakah modifikasi dari setiap alat ukur (multimeter, osiloskop dan
galvanometer)?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini,
diantaranya:
1. Untuk
menjelaskan pengertian multimeter, osiloskop dan galvanometer
2. Untuk
menjelaskan sejarah penemuan alat ukur multimeter, osiloskop dan galvanometer
3. Untuk
menyebutkan bagian-bagian dan fungsi multimeter, osiloskop dan galvanometer
4. Untuk
menjelaskan jenis-jenis multimeter,
osiloskop dan galvanometer yang umum ditemui?
5. Untuk
memaparkan aplikasi dan modifikasi dari multimeter, osiloskop dan galvanometer
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Multimeter
Sebuah multimeter atau multitester,
juga dikenal sebagai VOM (Volt-Ohm meter), adalah sebuah alat ukur elektronik
yang menggabungkan beberapa fungsi pengukuran dalam satu unit. Sebuah
multimeter khas dapat mencakup fitur seperti kemampuan untuk mengukur tegangan,
arus dan hambatan.
Multimeter dapat menggunakan sirkuit
analog atau digital-analog multimeter (AMM) dan digital multimeter (sering
disingkat DMM atau DVOM.) Instrumen Analog biasanya didasarkan pada
microammeter yang pointer bergerak di atas skala dikalibrasi untuk semua
pengukuran yang berbeda yang dapat dibuat; digital instrumen biasanya
menampilkan digit, tetapi mungkin menampilkan sebuah bar dengan panjang
sebanding dengan kuantitas yang diukur.
A. Sejarah
Multimeter
Multimeter diciptakan di awal 1920-an
sebagai radio penerima dan perangkat tabung vakum elektronik lainnya menjadi
lebih umum. Penemuan multimeter pertama dikaitkan dengan Kantor Pos insinyur
Inggris, Donald Macadie, yang menjadi tidak puas dengan harus membawa instrumen
yang terpisah diperlukan untuk pemeliharaan sirkuit telekomunikasi. Macadie
menemukan alat yang bisa mengukur ampere (amp) , volt dan ohm, sehingga meteran
multifungsi kemudian dinamai avometer.
Meteran terdiri meter coil bergerak,
tegangan dan resistor presisi, dan switch dan soket untuk memilih kisaran. Macadie
mengambil idenya ke Coil yang Winder Otomatis dan Perusahaan Peralatan Listrik
(ACWEEC, didirikan pada ~ 1923). The AVO pertama memakai dijual pada tahun
1923, dan meskipun itu awalnya DC, banyak fitur-fiturnya tetap hampir tidak
berubah melalui Model terakhir 8.
B. Fungsi
Multimeter
Fumgsi alat ukur
multimeter ada beberapa macam, tergantung pada tipe dan merk multimeter yang
digunakan. Akan tetapi pada umumnya multimeter memiliki tiga fungsi utama yaitu
untuk mengukur tegangan arus dan hambatan. Berikut fungsi dasar dan fungsi
tambahan pada multimeter:
1. Fungsi
dasar multimeter
a. Multimeter
digunakan untuk mengukur resistansi
Untuk mengukur
resistansi suatu resistor, posisi saklar pemilih multimeter diatur pada
kedudukan W dengan batas ukur x 1. Test lead merah dan test lead hitam saling
dihubungkan dengan tangan kiri, kemudian tangan kanan mengatur tombol pengatur
kedudukan jarum pada posisi nol pada skala W.Langkah selanjutnya kedua ujung
test lead dihubungkan pada ujung-ujung resistor yang akan diukur resistansinya.
Cara membaca penunjukan jarum meter sedemikian rupa sehingga mata kita tegak
lurus dengan jarum meter dan tidak terlihat garis bayangan jarum meter. Supaya
ketelitian tinggi kedudukan jarum penunjuk meter berada pada bagian tengah
daerah tahanan.
b. Multimeter
digunakan untuk mengukur tegangan DC
Untuk mengukur tegangan
DC (misal dari baterai atau power supply DC), saklar pemilih multimeter diatur
pada kedudukan DCV dengan batas ukur yang lebih besar dari tegangan yang akan
diukur. Test lead merah pada kutub (+) multimeter dihubungkan ke kutub positip
sumber tegangan DC yang akan diukur, dan test lead hitam pada kutub (-) multimeter
dihubungkan ke kutub negatip (-) dari sumber tegangan yang akan diukur.
Hubungan semacam ini disebut hubungan paralel. Untuk mendapatkan ketelitian
yang paling tinggi, usahakan jarum penunjuk meter berada pada kedudukan paling
maksimum, caranya dengan memperkecil batas ukurnya secara bertahap dari 1000 V
ke 500 V; 250 V dan seterusnya. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah
bila jarum sudah didapatkan kedudukan maksimal jangan sampai batas ukurnya diperkecil
lagi, karena dapat merusakkan multimeter.
c. Multimeter
digunakan untuk mengukur tegangan AC
Untuk mengukur tegangan
AC dari suatu sumber listrik AC, saklar pemilih multimeter diputar pada
kedudukan ACV dengan batas ukur yang paling besar misal 1000 V. Kedua test lead
multimeter dihubungkan ke kedua kutub sumber listrik AC tanpa memandang kutub
positif atau negatif. Selanjutnya
caranya sama dengan cara mengukur tegangan DC di atas.
d. Multimeter
digunakan untuk mengukur arus DC
Untuk mengukur arus DC
dari suatu sumber arus DC, saklar pemilih pada multimeter diputar ke posisi
DCmA dengan batas ukur 500 mA. Kedua test lead multimeter dihubungkan secara
seri pada rangkaian sumber DC Ketelitian paling tinggi akan didapatkan bila
jarum penunjuk multimeter pada kedudukan maksimum. Untuk mendapatkan kedudukan
maksimum, saklar pilih diputar setahap demi setahap untuk mengubah batas ukurnya
dari 500 mA; 250 mA; dan 0, 25 mA. Yang perlu diperhatikan adalah bila jarum
sudah didapatkan kedudukan maksimal jangan sampai batas ukurnya diperkecil
lagi, karena dapat merusakkan multimeter.
2. Fungsi
tambahan multimeter
a. Hfe
meter
Hfe meter tidak selalu
ada dalam multimeter. Fungsi hfe meter adalah untuk mengetahui nilai factor
penguat transistor yang pada umumnya penguat transisitor bertipe NPN dan PNP.
b. Kapasistansi
meter
Kapasistansi meter yaitu
untuk mengetahui nilai kapasistansi suatu kapasistor. Pada multimeter analog
yang telah memiliki fungsi kapasistansi meter saklar selaktor berfungsi sebagai
multiplier atau factor pengali dari nilai yang ditunjuk oleh jarum meter. Sedangkan
pada multimeter digital dengan fungsi kapasistansi meter maka saklar selector
berfungsi sebagai batas ukur maksimum.
c. Frekuensi
meter
Frekuensi meter hanya
terdapat pada tipe multimeter digital tertentu. Fungsi frekuensi meter ini
digunakan untuk mengetahui frekuensi suatu sinyal atau isyarat pada suatu
rangkaian elektronika.
d. Penguji
dioda
e. Pengukur
temperature
f. Induktansi
dalam henrys.
C. Bagian-Bagian
Multimeter
![]() |
gbr. multimeter analog |
Dari gambar multimeter
dapat dijelaskan bagian-bagian dan fungsinya :
1) Sekrup
pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero Adjust Screw), berfungsi untuk mengatur
kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri
dengan menggunakan obeng pipih kecil.
2) Tombol
pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm Adjust Knob), berfungsi
untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya : saklar pemilih diputar
pada posisi W (Ohm), test lead + (merah 2 dihubungkan ke test lead – (hitam),
kemudian tombol pengatur kedudukan 0 W diputar ke kiri atau ke kanan sehingga
menunjuk pada kedudukan 0 W.
3) Saklar
pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan
batas ukurannya. Multimeter biasanya terdiri dari empat posisi pengukuran,
yaitu :
a. Posisi
W (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri dari tiga
batas ukur : x 1; x 10; dan K W
b. Posisi
ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter AC yang terdiri
dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
c. Posisi
DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter DC yang terdiri
dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
d. Posisi
DCmA (miliampere DC) berarti multimeter berfungsi sebagai mili amperemeter DC
yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500. Tetapi ke empat batas
ukur di atas untuk tipe multimeter yang satu dengan yang lain batas ukurannya
belum tentu sama.
4) Lubang
kutub + (V A W Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub +
yang berwarna merah.
5) Lubang
kutub – (Common Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub -
yang berwarna hitam.
6) Saklar
pemilih polaritas (Polarity Selector Switch), berfungsi untuk memilih polaritas
DC atau AC.
7) Kotak
meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat komponenkomponen multimeter.
8) Jarum
penunjuk meter (Knife –edge Pointer), berfungsi sebagai penunjuk besaran yang
diukur.
9) Skala
(Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan meter.
D. Jenis-Jenis
Multimete
Berdasarkan tampian
display atau meter yang digunakan mak multitester/ multimeter di bedakan
menjadi dua kategori, yaitu: multimeter digital atau DMM (digital multi-meter) (untuk
yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog.
Masing-masing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC.
1. Multimeter
analog
Multimeter analog
adalah jenis multimeter yang menggunakan display ukur (meteran) dengan tipe
jarum penunjuk sehingga untuk membaca hasil ukur harus dilakukan dengan cara
melihat jarum posisi penunjuk pada meter dan melihat posisi saklak selector
pada batas ukur, kemudian melakukan perhitungan secara manual untuk mencapatkan
hasil ukurnya. Kondisi atu proses pembaaan hasil ukur masih manual inilah yang
menyebabkan mltimeter jenis ini disebut multimeter analog.

Gambar
1. Multitester analog
2. Multimeter
Digital (elektronis elektronis)
Multimeter digital atau
yang lebih sering disebut digital multitester yang merupakan jenis multitester
yang telah menggunakan display digital sebagi hasil ukurnya. Hasil ukur yang
ditampilkan display digital merupakan hasil yang telah sesuai, seingga tidak
perlu dilakukan pengukuran antar hasil ukur dan batas ukur
Gambar
2. Multitester digital
E. Aplikasi
F. Modifikasi
Volset adalah digital
multitester yang terhubung ke smartphone, seperti android. Perangkat ini dibuat
terpisah menggunakan power smarthone sedangkan layar multitester digantikan ke
smartphone melalui software.
1.2 Osiloskop
Osiloskop digunakan
untuk melihat bentuk sinyal yang sedang diamati. Dengan Osiloskop maka kita
dapat mengetahui berapa frekuensi, periode dan tegangan dari sinyal. Dengan
sedikit penyetelan kita juga bisa mengetahui beda fasa antara sinyal masukan
dan sinyal keluaran.
Osiloskop terdiri dari
dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol. Display menyerupai tampilan
layar televisi hanya saja tidak berwarna warni dan berfungsi sebagai tempat
sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis-garis melintang secara
vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak dan disebut div. Arah
horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan.
Panel kontrol berisi
tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar. Pada
umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk melihat dua
sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk melihat sinyal masukan
dan kanal dua untuk melihat sinyal keluaran. Ada beberapa jenis tegangan
gelombang yang akan diperlihatkan pada layar monitor osiloskop, yaitu:
1. Gelombang sinusoida
2. Gelombang blok
3. Gelombang gigi
gergaji
4. Gelombang segitiga.
Prinsip kerja osiloskop
yaitu menggunakan layar katoda. Dalam osiloskop terdapat tabung panjang yang
disebut tabung sinar katode atau Cathode Ray Tube (CRT). Dimana peranti pemancar electron
memproyeksikan sorotan electron ke layar tabung sinar katode yang mnegakibatkan
sorotan electron membekas di layar. Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop
membuatnya bergerak berulang-ulang keriki dan kekanan. Pengulangan ini
menyebabkan bentuk sinyal continue sehingga mudah dipelajari (wikipedia).
Hal hal yang perlu
diperhatikan antara lain adalah :
1) Memastikan
alat yang diukur dan osiloskop ditanahkan(digroundkan).Disamping untuk keamanan
hal ini juga untuk mengurangi noise dari frekuensi radio atau jala jala.
2) Memastikan
probe dalam keadaan baik.
3) Kalibrasi
tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di osiloskop.


Gambar
3. Panel display osiloskop gambar 4. Panel tombol osiloskop
A. Sejarah
Osiloskop
The Braun tabung dikenal
pada tahun 1897, dan pada tahun 1899 Jonathan Zenneck
dilengkapi dengan balok pembentuk piring dan medan magnet untuk menyapu jejak.
Tabung sinar katoda awal telah diterapkan secara eksperimental untuk pengukuran
laboratorium pada awal 1920-an, tapi menderita stabilitas miskin vakum dan
emitter katoda. VK Zworykin
menggambarkan disegel permanen, tinggi-vakum tabung sinar katoda dengan emitor
termionik pada tahun 1931. Komponen yang stabil dan direproduksi memungkinkan Umum Radio
untuk memproduksi sebuah osiloskop yang digunakan di luar laboratorium. Setelah
Perang Dunia II
Surplus komponen elektronik menjadi dasar kebangkitan Heathkit
Korporasi , dan $ 50 osiloskop kit yang terbuat dari
bagian-bagian tersebut adalah keberhasilan pasar pertama.
Pada 1950-an dan
1960-an, osiloskop sering digunakan dalam film dan program televisi
untuk mewakili peralatan ilmiah dan teknis generik. TV AS menunjukkan The Outer Limits
(1963-1965) terkenal digunakan gambar fluktuasi gelombang sinus
pada sebuah osiloskop sebagai latar belakang untuk kredit pembukaannya
("Tidak ada yang salah dengan televisi Anda set”).
Televisi legenda Ernie Kovacs menggunakan layar
osiloskop sebagai bagian transisi visual antara komedi "nya pemadaman "segmen video.
Itu terutama digunakan dengan pemutaran disinkronkan dari versi berbahasa
Jerman dari lagu " Mack Knife ". Mereka
televisi selama nya bulanan ABC Television Network
spesial selama akhir 1950-an sampai kematiannya pada tahun 1962. Anda bahkan
bisa melihat osiloskop dalam film terbaru seperti The Avengers (film 2012)
, yang berisi lebih dari enam jenis osiloskop.
B. Fungsi
Osiloskop
Osiloskop biasanya
digunakan untuk mengamati bentuk gelombang yang tepat dari sinyal listrik.
Selain amplitudo sinyal, osiloskop dapat menunjukkan distorsi, waktu antara dua
peristiwa (seperti lebar pulsa, periode, atau waktu naik) dan waktu relatif
dari dua sinyal terkait.
Secara umum osiloskop
berfungsi untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-ubah terhadap
waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal yang sedang
diamati. Dengan Osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode
dan tegangan dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa mengetahui
beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran.
1) Ada
beberapa kegunaan osiloskop lainnya, yaitu:
2) Mengukur
besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
3) Mengukur
frekuensi sinyal yang berosilasi.
4) Mengecek
jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
5) Membedakan
arus AC dengan arus DC.
6) Mengecek
noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.
C. Bagian-Bagian
Osiloskop
Osiloskop terdiri dari
dua bagian utama, yaitu panel display dan panel tombol. Dari setiap bagian
utama terdapat bagian-bagian kecil lainnya, diantaranya:
Bagian-bagian yang
terdapat pada panel display diantaranya:
1)
Volt atau div, berfungsi
untuk mengeluarkan tegangan AC, mengatur berapa nilai
tegangan yang diwakili oleh satu div di layar
2) CH1 (Input X), berfungsi untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur atau pembacaan
posisi horizontal, terminal masukan pada saat pengukuran pada CH 1 juga
digunakan untuk kalibrasi. Jika signal yang diukur menggunakan CH 1, maka
posisi switch pada CH 1 dan berkas yang nampak pada layar hanya ada satu.
3) AC-DC, berfungsi untuk
memilih besaran yang diukur, mengatur
fungsi kapasitor kopling di terminal masukan osiloskop. Jika tombol pada posisi
AC maka pada terminal masukan diberi kapasitor kopling sehingga hanya
melewatkan komponen AC dari sinyal masukan. Namun jika tombol diletakkan pada
posisi DC maka sinyal akan terukur dengan komponen DC-nya dikutsertakan, posisi
AC = Untuk megukur AC, objek ukur DC tidak bisa diukur melalui posisi ini,
karena signal DC akan terblokir oleh kapasitor Dan posisi DC = Untuk mengukur
tegangan DC dan masukan-masukan yang lain.
4)
Ground, berfungsi
untuk memilih besaran yang diukur dan digunakan untuk
melihat letak posisi ground di layar.
5)
Posisi Y, berfungsi
untuk mengatur posisi garis atau tampilan dilayar
atas bawah, untuk menyeimbangkan DC vertical guna pemakaian channel 1 atau (Y)
dan Penyetelan dilakukan sampai posisi gambar diam pada saat variabel diputar.
6)
Variabel, berfungsi
untuk kalibrasi osiloskop.
7)
Selektor pilih, berfungsi
untuk memilih Chanel yang diperlukan untuk
pengukuran.
8)
Layar, berfungsi
untuk menampilkan bentuk gelombang
9)
Inten, berfungsi
untuk mengatur cerah atau tidaknya sinar pada layar
Osiloskop. Diputar ke kiri untuk memperlemah sinar dan diputar ke kanan untuk
memperterang.
10) Rotatin, berfungsi untuk
mengatur posisi garis pada layar dan mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di
layar
11) Fokus,
berfungsi untuk menajamkan garis pada layer untuk mendapatkan gambar yang lebih
jelas, digunakan untuk mengatur fokus
12) Position
X, berfungsi untuk mengatur posisi garis atau tampilan kiri dan kanan. untuk
mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal masukannya nol) dan untuk menyetel
kekiri dan kekanan berkas gambar (posisi arah horizontal) Switch pelipat sweep
dengan menarik knop, bentuk gelombang dilipatkan 5 kali lipat kearah kiri dan
kearah kanan usahakan cahaya seruncing mungkin.
13) Sweep
time/div, berfungsi untuk mengatur waktu periode (T) dan Frekwensi (f),
mengatur berapa nilai waktu yang diwakili oleh satu div di layar, untuk sakelar
putar untuk memilih besarnya tegangan per cm (volt/div) pada layar CRT, ada II
tingkat besaran tegangan yang tersedia dari 0,01 v/div s.d 20V/div Yaitu untuk
memilih skala besaran waktu dari suatu priode atau pun square trap Cm (div)
sekitar 19 tingkat besaran yangtersedia terdiri dari 0,5 s/d 0,5
second.pengoperasian X-Y didapatkan dengan memutar penuh kearah jarum jam.
Perpindahan Chop-ALT-TVV-TVH. secara otomatis dari sini. Pembacaan kalibrasi
sweep time/div juga dari sini dengan cara variabel diputar penuh se arah jarum
jam.
14) Mode,
berfungsi untuk memilih mode yang ada
15) Variabel,
berfungsi untuk kalibrasi waktu periode dan frekwensi, mengontrol sensitifitas
arah vertical pada CH 1 (Y) pada putaran maksimal ke arah jarum jam (CAL)
gunanya untuk mengkalibrasi mengecek apakah Tegangan 1 volt tepat 1 cm pada
skala layar CRT dan untuk menyetel sweeptime pada posisi putaran maksimum arah
jarum jam. (CAL) tiap tingkat dari 19 posisi dalam keadaan terkalibrasi .
16) Level,
berfungsi untuk menghentikan gerak tampilan layar.
17) Exi
Trigger, berfungsi untuk trigger dari luar.
18) Power,
berfungsi untuk menghidupkan Osiloskop.
19) Cal
0,5 Vp-p, berfungsi untuk kalibrasi awal sebelum Osiloskop digunakan.
20) Ground,
berfungsi untuk melihat letak posisi ground di layer, ground Osiloskop yang
dihubungkan dengan ground yang diukur.
21) CH2
(input Y), berfungsi untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur atau
pembacaan Vertikal. Jika signal yang diukur menggunakan CH 2, maka posisi
switch pada CH 2 dan berkas yang nampak pada layar hanya satu.
Tombol-tombol yang
terdapat di panel osiloskop antara lain :
1) Focus
Digunakan untuk mengatur focus
2) Intensity
Untuk mengatur kecerahan garis yang ditampilkan di layar
3) Trace
rotation Mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di layar
4) Volt/div
Mengatur berapa nilai tegangan yang diwakili oleh satu div di layar
5) Time/div
Mengatur berapa nilai waktu yang diwakili oleh satu div di layar
6) Position
Untuk mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal masukannya nol)
7) AC/DC
Mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal masukan osiloskop. Jika tombol
pada posisi AC maka pada terminal masukan diberi kapasitor kopling sehingga
hanya melewatkan komponen AC dari sinyal masukan. Namun jika tombol diletakkan
pada posisi DC maka sinyal akan terukur dengan komponen DC-nya dikutsertakan.
8) Ground
Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layar.
9) Channel
1/ 2 Memilih saluran / kanal yang digunakan.
D. Jenis-Jenis
Osiloskop
Menurt yelyanto, fery. 2015, secara prinsip kerjanya ada dua tipe osiloskop, yakni tipe analog (ART - analog real time oscilloscope) dan tipe digital (DSO-digital storage osciloscope), masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan. Para insinyur, teknisi maupun praktisi yang bekerja di laboratorium perlu mencermati karakter masing-masing agar dapat memilih dengan tepat osiloskop mana yang sebaiknya digunakan dalam kasus-kasus tertentu yang berkaitan dengan rangkaian elektronik yang sedang diperiksa atau diuji kinerjanya.
A. Osiloskop
Analog
Osiloskop analog
menggunakan tegangan yang diukur untuk menggerakkan berkas electron dalam
tabung sesuai bentuk gambar yang diukur. Pada layar osiloskop langsung
ditampilkan bentuk gelombang tersebut. Osiloskop tipe waktu nyata analog (ART)
menggambar bentuk-bentuk gelombang listrik dengan melalui gerakan pancaran
elektron (electron beam) dalam sebuah tabung sinar katoda (CRT -cathode ray
tube) dari kiri ke kanan.
Osiloskop analog pada
prinsipnya memiliki keunggulan seperti; harganya relatif lebih murah daripada
osiloskop digital, sifatnya yang realtime dan pengaturannya yang mudah
dilakukan karena tidak ada tundaan antara gelombang yang sedang dilihat dengan
peragaan di layar, serta mampu meragakan bentuk yang lebih baik seperti yang
diharapkan untuk melihat gelombang-gelombang yang kompleks, misalnya sinyal
video di TV dan sinyal RF yang dimodulasi amplitudo. Keterbatasanya adalah
tidak dapat menangkap bagian gelombang sebelum terjadinya event picu serta adanya
kedipan (flicker) pada layar untuk gelombang yang frekuensinya rendah (sekitar
10-20 Hz).
Osiloskop analog
terbagi kedalam berapa jenis, yaitu:
1. Single
trace analog
Ciri-ciri umum yang
dimiliki:
a. Memiliki
1 terminal input
b. Terdapat
1 penyetelan volt/div
c. Hanya
mampu menampilkan 1 sinyal input
d. Amplitude
terukur merupakan hasil perkalian jumlah divisi/penunjukan volt/div
2. Double
trace analog
Ciri-ciri umum yang
dimiliki:
a. Memiliki
2 teminal input
b. Terdapat
dua penyetelanvolt/div
c. Mampu
menampilkan 2 sinyal sekaligus
d. Amplitudo
terukur merupakan hasil perkalian jumlah divisi x penunjuk volt/div.
B. Osiloskop digital
Osiloskop digital
mencuplik bentuk gelombang yang diukur dan dengan menggunakan ADC (Analog to
Digital Converter) untuk mengubah besaran tegangan yang dicuplik menjadi
besaran digital. Dalam osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih
dulu disampling (dicuplik) dan didigitalisasikan. Osiloskop kemudian menyimpan
nilai-nilai tegangan ini bersama sama dengan skala waktu gelombangnya di memori.
Pada prinsipnya,
osiloskop digital hanya mencuplik dan menyimpan demikian banyak nilai dan
kemudian berhenti. Ia mengulang proses ini lagi dan lagi sampai dihentikan.
Beberapa DSO memungkinkan untuk memilih jumlah cuplikan yang disimpan dalam
memori per akuisisi (pengambilan) gelombang yang akan diukur.
Osiloskop digital
memberikan kemampuan ekstensif, kemudahan tugas-tugas akuisisi gelombang dan
pengukurannya. Penyimpanan gelombang membantu para insinyur dan teknisi dapat
menangkap dan menganalisa aktivitas sinyal yang penting. Jika kemampuan teknik
pemicuannya tinggi secara efisien dapat menemukan adanya keanehan atau
kondisi-kondisi khusus dari gelombang yang sedang diukur.
Osiloskop digital
terbagi dalam beberapa jenis, diantaranya:
1. Digital
storage
Cirri-ciri umum yang
dimiliki:
a. Umumnya
memiliki dua terminal input dan lebih
b. Hasil
pengukuran langsung terbacadengan angka-angka pada layar
c. Terdapat
volume tombola tau save untuk menyimpan hasil pengukuran dan suatu saaat
jikadiperlukan dapat ditampilkan kembali.
2. Read
out
Cirri-ciri umum yang
dimiliki:
a. Memiliki
dua terminal input dan lebih.
b. Disamping
bentuk gelombang, hasil pengukuran langsung terbaca dengan angka-angka pada
layar.
Gambar
5. Osiloskop analog Gambar
6 osiloskop digital
E. Aplikasi
F. Modifikasi
Banyak
osiloskop hari ini memberikan satu atau lebih antarmuka eksternal untuk
mengijinkan remote kontrol instrumen oleh perangkat lunak eksternal.Interface
ini (atau bus) meliputi GPIB
, Ethernet
, port serial , dan USB
.
1.3 Galvanometer
Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakan
untuk mengukur kuat arus dan beda potensial listrik yang relative kecil.
Galvanometer tidak dapat digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda
potensial yang relative lebih besar, karena komponen internal yang tidak
mendukung. Galvano meter dapat digunakan untuk mengkur kuat arus dan beda
potensial yang lebih besar jika pada galvanometer dipasang hambatan eksternal
(dalam voltmeter disebut hambatan depan dan dalam ampermeter disebut hambatan
shunt)(Wikipedia:2016).

Gambar 7. galvanometer
Prinsip kerja galvanometer sama dengan motor listrik, tapi
karena dilengkapi pegas, maka
kumparannya tidak berputar. Muatan dalam magnet dapat berubah karena arus listrik yang
mengalir ke dalamnya. Galvanometer pada umumnya dipakai untuk arus searah,
tetapi prinsipnya menggunakan konstruksi kumparan putar.
Cara kerja galvanometer, yaitu
berputarnya kumparan karena munculnya dua gaya Lorents sama besar tetapi
berlawanan arah, yang bekerja pada dua sisi kumparan yang saling berhadapan.
Kawat tembaga dililitkan pada inti besi lunak berbentuk silinder membentuk
statu kumparan, dan diletakkan diantara diantara kutub-kutub sebuah magnet
Permanen. Arus listrik memasuki dan meninggalkan kumparan melalui pegas spiral
yang terpasang di atas ddi bawah kumparan.
Maka sisi kumparan yang dekat dengan
kutub utara dan kutub selatan mengalami gaya Lorente yang sama tetapi
berlawanan arah, yang akan menyebebkan kumparan berputar. Putaran kumparan
ditahan oleh kedua pegas spiral, sehingga kumparan hanya akan berputar dengan
sudut tertentu. Putaran dari kumparan diteruskan oleh sebuah jarum untuk
menunjuk pada skala tertentu. Angka yang ditunjukkan oleh skala menyatakan besar
arus listrik yang diukur.
A. Sejarah
Galvanometer
Sejarah galvanometer dapat
ditelusuri kembali ke tahun 1820, ketika fisikawan Denmark – Hans Christian
Oersted mencatat bahwa jarum magnetik akan dibelokkan seperti itu ketika
mengalami kontak dengan arus listrik. Pengamatan oleh Oersted kemudian menjadi
prinsip dasar dari kerja sebuah galvanometer.
Pada tahun yang sama, fisikawan
Jerman – Johann Schweigger bekerja dengan prinsip ini, dan dengan kemunculan
galvanometer pertama. Hak untuk penemuan galvanometer bergerak-kumparan
pertama, yang banyak digunakan saat ini, jatuh pada fisikawan Prancis – Jacques
Arsene D’Arsonval. Beberapa tahun kemudian, Edward Weston cukup membuat
beberapa perubahan untuk desain ini, dan melakukan improvisasi.
B. Fungsi
Galvanometer
Fungsi galvanometer
adalah untuk mendeteksi dan mengukur arus listrik yang besarannya kecil.selain
itu galvanometer juga digunakan untuk menentukan kehadiran, arah dan kekuatan
arus listrik dalam konduktor. Galvanometer didasarkan pada penemuan oeh hans c.
oersted bahwa jarum magnetic dibelokan oleh kehadiran arus listrik dalam
konduktor terdekat. Ketika arus listrik mendekati konduktor, jarum magnetic
cenderung membelok ke sudut kanan ke konduktor sehingga arah pararel kea rah
garis induksi di sekitar konduktor dan yang poin kutub utara dimana garis-garis
ini induksi mengalir. Secara umum, sejauh mana jarum tenyata tergantung kepada
kekuatan ini.
C. Bagian-Bagian
Galvanometer
Sebuah galvanometer
D’arsonal mempunyai sebuah kumparan berporos dengan penunjuk yang disambungkan
ke sebuah magnet permanen yang memberikan sebuah medan magnetic yang besarnya
seragam, dan sebuah pegas yang memberikan torka pemulih (sears dan zemansky.
2003:268).
Berdasarkan kutipan
diatas, dapat ditarik kesimpulan umum sebuah galvanometer terdiri dari beberapa
bagian, yaitu:
1) papan
sekala, berfungsi untuk membaca hasil pengukuran.
2) Jarum
penunjuk, berfungsi menunjukan skala dimana kuat arus yang terdapat dalam
kumparan.
3) Pegas,
berfungsi untuk menggerakan jarum kompas
4) Magnet,
berfungsi sebagai pengalir arus listrik.
5) Kumparan
D. Jenis-Jenis
Galvanometer
Ada beberapa jenis galvanometer, diantaranya:
1) galvanometer
balistik
untuk mengukur fluks
maknit digunakan galvanometer balistik, dimana galvanometer ini bekerja
menggunakan prinsip D’ Arsonal dan dirancang khusus untuk pemakaian selama
20-30 sekon dengan kepekaan tinggi. Pada penggukuran balistik ini, kumparan
menerima suatu implus arus sesaat, mengakibatkan kumparan berayun kesatu sisi
dan kemudian kembali berhenti dalam gerakan berosilasi.
Jika impuls arus
berlangsung singkat, maka defleksi mula-mula dari posisi berhenti berbanding
lurus dengan kuantitas pengosongan muatan listrik melalui kumparan.nilai
relative impuls arus yang diukur dalam defleksi sudut mula-mula dari kumparan
adalah:
Q = K. Ө
Ket: Q= muatan listrik (coulomb).
K= kepekaan galvanometer (coulomb/radiasi defleksi).
Ө=
defleksi sudut kumparan (radian).
Harga kepekaan
galvanometer oleh redaman dan besarnya diperoleh secara ekperimental, melalui
pemeriksaan kalibrasi pada kondisi pemakaian yang sama. Salah satu cara
kalibrasi galvanometer adalah dengan cara kalibrasi bersama. Yaitu dengan
dengan cara merangkai sumber arus primer di kopel melalui ke galvanometer
melalui penggujian induktansi bersama.
2) galvanometer
suspense
pengukuran-pengukuran
arus searah sebelumnya menggunakan galvanometer system gantungan yang merupakan
pelopor instrument kumparan putar, sebagai dasar pada umumnya instrument
penunjuk arus searah yang dipaai secara luas. Dengan beberapa penyempurnaan galvanometer
suspense masih dgunakan untuk penggukuran laboratorim yang sensitifitasnya
tinggi .
galvanometer suspense merupakan jenis alat ukur yang
merupakan cikal bakal atau dasar alat ukur arus searah yang menggunakan
kumparann gerak bagi sebagian besar alat ukur arus serah yang digunakan hingga
saat ini. Kontruksi ari prinsip kerjanya dengan cara menggantungkan sebuah
kumparan dari kawat halus didalam seuah medan magnet permanen, kemudian dialiri
arus listrik maka kumparan akan berputar di dalam medan magnet.
E. Aplikasi
Dalam Kehidupan Sehari-Hari
F. Modifikasi
Galvanometer
Galvanometers adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur arus
dalam perangkat listrik dan mereka telah digunakan sejak listrik ditemukan.
Galvanometers telah berubah banyak dalam desain, teknik pengukuran namun tujuan
dasar adalah sama yaitu untuk mengukur arus.
Galvanometers modern menggunakan
elektronika digital extreemly efisien untuk melakukan pengukuran. Galvanometers
juga digunakan untuk mengamati teknik-teknik lama dari teknik-teknik modern
yang telah berevolusi.
BAB III
PENUTUP
1.4 Simpulan
Multimeter atau multitester juga dikenal sebagai VOM
(Volt-Ohm meter) adalah sebuah alat ukur elektronik yang menggabungkan beberapa
fungsi pengukuran dalam satu unit. Sebuah multimeter khas dapat mencakup fitur
seperti kemampuan untuk mengukur tegangan, arus dan hambatan. Namun tidak menutup kemungkinan
untuk memiliki fitur lain seperti sebagai hfe meter. Berdasarkan hasil
pengukuran ada dua jenis multimeter, yaitu: multimeter analog dan multimeter
digital.
Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi
memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dipelajari. Osiloskop
dilengkapi dengan tabung sinar katode, dimana peranti pemancar electron memproyeksikan
sorotan electron ke layar tabung sinar katode yang mnegakibatkan sorotan
electron membekas di layar. Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop membuatnya
bergerak berulang-ulang keriki dan kekanan. Pengulangan ini menyebabkan entuk
sinyal continue sehingga mudah dipelajari. Osiloskop terdapat dalam dua bentu,
yaitu dalam bentuk analog dan dalam bentuk digital.
Galvanometer adalah
alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda potensial
listrik yang relative kecil. Prinsip
kerja galvanometer sama dengan motor listrik, tapi karena dilengkapi pegas, maka kumparannya tidak berputar. Galvanometer
terbagi kedalam dua jenis, yaitu galvanometer balistik dan galvanometer
suspense.
3.2
Saran
Alat ukur listrik multimeter,
osiloskop dan galvanometer merupakan jenis aalat ukur yang umum di temui dalam
kehidupan sehari-hari. Namun alangkah lebih baik sebelum melakukan penulisan
makalah, observasi alat terlebih dahulu, untuk mendalami materi yang di dapat
dari kajian pustaka. Karena tidak semua materi dapat kita temukan dalam kajian
pustaka.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2015. Jenis-jenis osiloskop.
Diakses pada 30 Maret 2016 jam 18.00. http://feryyelyanto.blogspot.in/2015/05/jenis-jenis-osiloskop.html
Anonim.2013.
osiloskop. Diakses pada tanggal 30 Maret 2016 jam18.15
http://irfanseptian17.blogspot.co.id/2013/10/oscilloscope.html
Anonim. 2012.
Multimeter. Diakses pada tanggal 01 April 2016 jam 21.20 wib
http://multimeternevata.blogspot.co.id/2012/12/multimeter.html
anonym. 2014. Sejarah
Di temukannya Galvanometer. Diakses pada 01 April 2016 pada jam 21.12. https://doniphysic.wordpress.com/2014/01/06/alat-ukur-listrik-2/
Anonym. 2014.
Sejarah galvanometer. Diakses pada tanggal 01 April 2016 jam 22.00
http://riloeinstein.blogspot.co.id/2014/12/sejarah-galvanometer-galvanometer.html
anonym. 2007.
Bagian-bagian osiloskop. Diakses pada tanggal 30 Maret 2016 jam 19.30. http://elektronika
elektronika.blogspot.com/2007/06/bagian-bagian-osiloskop.html
Anonim. Tanpa
tahun. Cara kerja osiloskop. Diakses pada tanggal 01 April 2016 jam 21.15. http://www.quantum-mobile.com/artikel/penggunaan-alat-ukur/63-cara-kerja-osciloscope-.html
Sears dan
zemansky. 2003. Fisika universitas. Jakarta : Erlangga
Wikipedia. Tanpa
tahun. Osiloskop. Diakses pada 30 Maret 2016 jam 18.20.
http://id. Wikipedia.org/wiki/osiloskop/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar