MAKALAH
INSTRUMEN
ELEKTRONIK UNTUK PENGUKURAN TEGANGAN, ARUS, TAHANAN DAN PARAMETER RANGKAIAN
LAINNYA
Dosen
Pengampu :
Fibrika
Rahmat Basuki S.Pd, M.Pd
Disusun
Oleh :
Kelompok 5
1.
Ai Suryani (RSA1C315005)
2.
Deti Kurnia Sari (RSA1C315012)
3.
Irdianti (RSA1C315004)
4.
Nugroho Kurniawan (RSA1C315024)
5.
Venny Melinda Munthe (RSA1C315025)
6.
Wahyuni Teresia (RSA1C315019)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN FISIKA PGMIPA-U
JURUSAN
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat,
rahmat, dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Instrumen Elektronik Untuk Pengukuran Tegangan, Arus, Tahanan, Dan
Parameter Rangkaian Lainnya”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas matakuliah Alat-Alat Ukur.
Makalah ini memuat informasi
mengenai instrument-instrumen uji listrik dan elektronik dan melengkapi
instrumentasi praktis mengenai pemakaian dan pembatasan-pembatasan instrument
dalam pemakaian pengukuran yang khas. Makalah ini diharapkan akan menambah
wawasan pengertahun terhadap pengukuran listrik terutama mengenai tegangan,
arus hambatan dan instrumentasi lainnya.
Ucapan terimakasih kami tujukan kepada bapak Fibrika
Rahmat Basuki, S. Pd, M. Pd selaku dosen pengampu yang telah memberikan pengarahan
yang sangat berarti dan bermanfaat, sehingga kami mampu menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Selain itu juga kepada
segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan
makalah ini, kami mengucapkan banyak terimakasih.
Selanjutnya, kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini tak luput dari berbagai kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penyusun
sangat terbuka dalam menerima saran dan kritikan yang konstruktif dari pembaca
sekalian, demi kesempurnaan penulisan karya tulis kami di kemudian hari.
Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat positif bagi kita
semua.
Jambi, 04
Mei 2016
Tim Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah.................................................................................... 1
1.3
Tujuan Penulisan...................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 2
2.1
Voltmeter Elektronik............................................................................... 2
2.2
Multimeter Elektronik.............................................................................. 6
2.3
Pertimbangan Dalam Pemilihan Sebuah Voltmeter Selisih..................... 9
BAB III PENUTUP................................................................................................. 15
3.1
Simpulan.................................................................................................. 15
3.2
Saran........................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 16
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1................................................................................................................... 2
Gambar
2................................................................................................................... 3
Gambar
3................................................................................................................... 4
Gambar
4................................................................................................................... 4
Gambar
5................................................................................................................... 7
Gambar
6................................................................................................................... 8
Gambar
7................................................................................................................... 9
Gambar
8................................................................................................................... 10
Gambar
9................................................................................................................... 11
Gambar
10................................................................................................................. 12
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang
Voltmeter, ampermeter
dan ohmmeter elektronik menggunakanan penguat, penyearah, dan rangkaian lain
untuk membankitkan suatu arus yang sebaning dengan besaran yang diukur.
Selanjutnya arus ii menggerakan suatu mekanisme alat ukur konvensional dari
jenis penunjuk arus searah. Hal ini sangatlah menarik untuk diperhatikan bahwa
banyak voltmeter elektronik menggunakan gerak suspense ban kencang sebagai
pengganti mekanisme pivot dan jewel yang lebih konvensional.
Instrument-instrumen yang menggunakan mekanisme alat ukur untuk menunjukan
besaran kuantitas yang akan diukur pada sebuah skala yang kontinyu
kadang-kadang disebut instrument analog.
Bila hasil pengukuran
diperagakan dalam selang waktu yang diskrit atau dalam bentuk angka. Pembacaan
berdasarkan angka secara langsung mengurangi kesalahan manusia dan rasa jemu,
menghilangkan paralaksis dan kesalahan pembacaan lainnya dan mempertinggi
kecepatan pembacan.
Instrument digital
tersedia untuk mengukur tegangan, arus searah dan bolak-balik, dan tahanan.
Variable fisisnya dapat diukur dengan menggunakan trasducer yang sesuai. Banyak
instrument digital memiliki istrumen tambahan bag keluaran guna membuat
pencatatan permanen dari hasil-hasil pengukuran yang mengguankan unit-unit
cetakan (printer), pelobanga karut dan pita (card and tipr punches) atau
peralatan pita magnetic. Dengan data yang sudah dalam bentuk digital. Mereka
kemudian dapat diolah tanpa kehilangan ketelitian.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas, diperoleh beberapa rumusan masalah diantaranya:
1.
Bagimana istrumen pengkuran voltmeter
elektronik?
2.
Bagaiman instrumnen pengukuran
multimeter elektronik?
3.
Apa saja yang menjadi pertimbangan dalam
pemilihan sebuah voltmeter selisih?
1.3 tujuan penulisan
Adapun yang menjadi
tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk menjelaskan istrumen pengukuran
voltmeter elektronik dan multimeter elektronik.
2. Untuk menjelaskan
pertimbangan-pertimbangan pemilihan sebuah voltmeter selisih.
3. Untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah alat-alat ukur.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Voltmeter Elektronik
2.1.1 Voltmeter Arus Searah (DC) Dengan
Penguat Tergandeng Langsung
Volmeter elektronik dc memperlihatkan suatu pemakaian langsung dari
elektronika terhadap instrumen-instrumen ukur. Instrumen ini biasanya terdiri
dari sebuah alat ukur yang lazim, didahului oleh sebuah penguat dc dari satu
tingkatan atau lebih. penguat-penguat dc yang digunakan dalam volmeter
elektronik dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu : (a)
penguat dc tergandeng langsung (deirect coupled cd amplifier); (b) penguat dc jenis pencincang (chopper type dc amplifier).
Penguat dc tergandeng
langsung tergolong ekonomis. Diagram skema menunjukkan penguat dc tergandeng
langsung menggunakan masukan FET dengan sebuah alat pencatat. Tegangan masukan dc dihubungkan
ke pelemah masukan yakni alat kontrol terkalibrasi pada panel depan yang
ditandai oleh RANGE. Pembagi tegangan masukan memungkinkan pemasukan tegangan
maksimal sebesar 0,5 V ke gerbang FET n salur‑an tanpa mengakibatkan carat (distorsi) gelombang. FET dihubungkan sebagai sebuah "source
follower" dan digandengkan langsung ke transistor npn Q2 yaitu sebuah
"emitter follower". Q2 merupakan salah satu lengan sebuah rangkaian jembatan yang lengan-lengan
lainnya terdiri dari tahanan
emitter Q2 sebesar 10 KΩ dan potensiometer
2,5 kΩ yang serf dengan tahanan 2,2 kΩ.
Kesetimbangan jembatan atau arus nol pada alat pencatat diperoleh dengan
mengatur potensiometer pengatur nol (Soedjana Sapiie.2005:220).

Gambar 1.
Rangkaian dasar volmeter dc bersama masukn FET
2.1.2 Voltmeter Arus Searah Dengan Penguat
Jenis Pencincang (Choper Type Dc
Voltmeter)
Voltmeter
bersensitivitas tinggi sering menggunakan penguat dc jenis pencinacang untuk
mencegah pergeseran fasa. Dalam penguat ini, tegangan masukan dc diubah menjadi
sebuah tegangan ac, diperkuat oleh penguat ac dan diuabah kembali ke tegangan
dc yang sebanding dengan sinyal masukan semula.
Diagram balok Gambar 2
menggambarkan bekerjanya penguat jenis pencincang. Dioda-dioda cahaya
(photodiodes) digunakan sebagai pencincang yang bukan mekanis untuk memodulasi
(pengubahan dari dc ke ac) dan demodulasi (pengubahan kembali dari ac ke dc).
Sebuah fotokonduktor, bila diterangi oleh lampu neon atau lampu pijar mempunyai
suatu tahanan yang rendah yakni dari beberapa ratus sampai beberapa ribu ohm.
Bala tidak diterangi, tahanan foto konduktor ini bertambah secara tajam,
biasanya sampai beberapa mega ohm.
Masukan ke penguat
adalah sebuaah tegengan dengan amplitudo yang sebanding dengan level tegengan
masukan dan frekuensi yang sama dengan frekuensi osilator, frekuensi ini
dibatasi pada beberapa ratus Hertz. Impedansi masukan dari voltmeter dc dengan
penguat pecincang adalah orde 10MΩ. Untuk menghilangakn kesalahan pengukuran
yang disebabkan oleh impedansi sumber yang tinggi, dalam rangkaian alat
dicantumkan sebuah alat pembuat nol (nulling feature). Penambahan ini
menempatkan sebuah tegangan “bucking” yang seri dengan masukan.

Gambar
2. Rangkaian pencincang (choper) foto-konduktif jenis
nonmekanis
2.1.3 Voltmeter Ac Dengan Mengunakan Penyearah
Voltmeter elektronik arus bolak-balik (ac) pada dasarnya identik dengan voltmeter arus searah (dc) kecuali bahwa tegangan harus
disearahkan (diratakan) sebelum dimasukkan ke rangakaian alat pencatat arus
searah. Dalam beberapa hal penyearahan terjadi sebelum penguatan, dalam sebuah
rangakaian dioda sederhana mendahului
penguat dan alat pencatat
seperti pada gambar 3. Idealnya pendekatan ini membutuhkan
suatu karakteristik pergeseran nol dan penguatan tegangan sebesar satu, dan
sebuah alat pencatat dc dengan sensitivitas yang sesuai.
Dalam pendekatan lain,
sinyal ac disearahkan sesudah penguatan, dimana
penyearahan gelombang penuh terjadi di dalam rangkaian alat ukur yang
dihubungkan ke terminal-terminal keluaran penguat ac. Umumnya pendekatan ini
memerlukan sebuah penguat ac dengan penguatan lup terbuka yang tinggi dan umpan
balik negative yang besar guna mengatasi ketidaklinearan diode-dioda penyearah (Anugrah
Rahman. 20011:122).

Gambar
3. Rangkaian dasar voltmeter ac, sinyal masukan ac mula-mula disearahkan dan
dihubungkan ke penguat dc dan alat pencatat.

Gambar
4. Rangkaian-rangkaian penyearah dalam voltmeter ac
Voltmeter ac adalah
jenis yang memeberi tanggapan terhadap nilai rata-rata (average responding
type) dengan skala alat pencatat yang terkalibrasi dalam nilai rms sebuah
gelombang sinus.Dioda yang dihubungkan seri memberikan penyearahan setengah
gelombang, dan nilai rata-rata dari tegangan setengah gelombang dibangkitkan
pada tahanan dan dimasukkan ke terminal-terminal masukan penguat dc.
Penyearahan gelomabang penuh dapat diperoleh dengan rangakaian jembata, dimana
nilai rata-rata gelombang sinus dimasukkan ke penguat dan rangkaian alat
pencatat. Rangkaian pada gambaar ()
dapat digunakan jika terdapat persyaratan untuk mengukur nilai puncak sebuah
bentuk gelombang sebagai nilai rata-rata. Nilai
rms dari sebuah gelombang tegangan yang mempunyai penyimpangan positif dan
negative yang sama dikaitkan ke nilai rata-rata
oleh faktor bentuk.

Jika bentuk gelombang adalah sinusoida,
faktor bentuk sama dengan

Bila
sebuah voltmeter yang memberi tanggapan terhadap nilai rata-rata mempunyai
tanda skala yang berhubungan dengan nilai rms gelombang masukan sinus yang
dimasukan, tersebut, tanda-tanda tersebut secara aktual dikoreksi oleh sebuah
vaktor 1,11 dari tegangan rata-rata. Bentuk gelombang yang bukan sinusoida bila
dimasukkan ke voltmeter ini, akan menyebabkan alat pencatat membaca tinggi atau
rendah bergantung pada faktor bentuk gelombang.
2.1.4 Voltmeter Yang Memberi Tanggapan
Terhadap Rms Sebenarnya
Bentuk-bentuk gelombang
yang kompleks paling tepat diukur dengan sebuah voltmeter yang memberi
tanggapan terhadap nilai rms. Instrumen ini menghasilkan penunjukan alat
pencatat melalui penginderaan daya pemanasan (heating power) gelombang yang sebanding dengan kuadrat nilai rms
dari tegangan. Daya pemanasan ini dapat diukur dengan memasukkan suatu jenis
bentuk gelombang yang diperkuat ke elemen pemanas dari sebuah termokopel yang
kemudian keluarannya sebanding dengan
.

Salah satu kesulitan
dengan cara ini adalah bahwa sifat termokopel sering tidak linier. Ini diatasi
dengan menempatkan 2 termokopel di dalam lingkungan termal yang sama. Efek kelakuan termokopel yang tidak linear dalam
rangkaian masukan dihilangkan oleh efek termokopel yang tidak linear yang
serupa di dalam rangkaian umpan balik (termokopel
pembuatan setimbang) (Sri Waluyanti, dkk.2008:159).
Kedua
elemen termokopel membentuk bagian dari sebuah jembatan didalam rangkaian
masukan sebuah penguat dc. Tegangan masukan ac yang tidak diketahui diperkuat dan dimasukkan ke elemen
pemanas termokopel pengukur. Pemakaian panas menghasilkan suatu tegangan yang
mengganggu kesetimbangan jembatan. Keseimbangan akan didapat kembali apabila arus umpan balik
menyampaikan panas yang cukup pke termokopel pembuat setimbang, sehingga
keluaran tegangan kedua termokopel tersebut adalah sama. Pada
titik ini arus dc pada elemen pemanas termokopel umpan balik sama dengan arusu
ac di dalam termokopel masukan. Dengan demikian, arus dc ini sebanding langsung
dengan nilai efektif atau nilai rms tegangan masukan da ditujukan pada alat
pencatat didalam rangkaian pengeluaran penguat dc. Nilai rms sebenarnya diukur
seara terpisah dari bentuk sinyal gelombang ac, asalkan penyimpangan puncak
bentuk gelombang tidak melebihi rangkuman dinamik dari penguat ac.
Sebuah voltmeter
laboratorium khas dari jenis yang memberi tanggapan terhadap nilai rms yang
memberikan pembacaan rms yang tepat dari bentuk-bentuk gelombang kompleks
mempunyai faktor puncak (crest factor, yaitu perbandingan nilai puncak terhadap
nilai rms) sebesar 10/1. Pada 10% dari defleksi penuh alat pencatat diman
terdapat kesempatan saturasi pencatat yang lebih kecil, bentuk-bentuk gelombang
dengan faktor puncak sebesar 100/1 dapat tertampung.
2.2
Multimeter Elektronik
2.2.1
Rangkaian dasar
Salah satu instrumen
bengkel untuk pemakaian umum yang paling terandalkan yang mampu untuk mengukur
tegangan dc dan ac seperti halnya arus dan tahanan adalah multimeter
semikonduktor atau VOM. Walaupun detail rangkaian ini bervariasi dari satu
instrumen ke yang lain, umumnya menurut William D Copper (1994:264) sebuah
multimeter elektronik mengandung elemen-elemen berikut :
1. Penguat
dc jembatan setimbang (balanced bridge dc amplifier) dan alat pencatat.
2.
Pelemah masukan atau sakelar rangkuman
(RANGE), guna membatasi besarnya tegangan masukan pada nilai yang diinginkan.
3.
Rangkaian penyearah, untuk mengubah
tegangan masukan ac ke nilai dc yang se-banding.
4.
Batere internal dan rangkaian tambahan,
guna melengkapi kemampuan pengukuran tahanan.
5. Sakelar
fungsi (FUNCTION), untuk memilih berbagai fungsi pengukuran dari instrumen
tersebut.
Disamping itu, umumnya
instrument mempunyai sebuah sumber daya yang telah terpasang untuk untuk oprasi
jala-jala ac dan dalam kebanyakan hal satu atau lebih batrai yang telah
terpasang untuk dipakai sebagai instrument uji portable.

Gambar 5.
Penguat jembatan setimbang beserta pelemah masukan dan alat
pencatat
Bila sebuah tegangan
positif dimasukkan ke gerbang transistor masukan Q1, arus "drain"
bertambah dan menyebabkan kenaikan tegangan pada terminal sumber. Hasil
ketidaksetimbangan antara tegangan sumber Q1 dan Q2 ditunjukkan oleh
penyimpangan jarum alat ukur yang skalanya dikalibrasi agar sesuai dengan
besarnya tegangan masukan yang diketahui.
Gambar diatas
menunjukan diagram skema sebuah penguat dc yang menggunakan transistor efek
medan (field effect transistor, FET). Rangkaian ini juga terdapat di dalam sebuah
pendiri dari dua FET yang akan cukup sesuai bagi penguatan arus guna menjamin
stabilitas termal dai rangkaian. Kedua FET membentuk lengan-lengan atas sebuah
jembatan tahanan-tahanan bersumber R1 dan R2 bersama tahanan pengatur nol R3
membentuk lengan-lengan jembatan jembatan bagian bawah. Mekanisme alat ukur
yang dihubungkan diantara terminal-terminal sumber dari FET menyatakan dua
pojok jembatan yang saling berhadapan.
Tanpa adanya sinyal
masukan, terminal-terminal gerbang dari FET berada pada potential tanah dan
transistor bekerja pada kondisi titi-titik kerja yang identik.dalam hal ini,
jembatan disetimbangkan dan penunjuk alat-ukur adalah nol. Akan tetapi dalam
peraktek perbedaan-perbedaan kecil dalam karakteristik kerja kedua transistor
dan beda toleransi yang kecil dalam berbagai tahanan, menyebabkan ketidak
setimbangan tertentu didalam drain, sehingga alat pencatat menunjukan setuatu
penyimpangan yang kecil dari nol. Untuk mengembalikan penunjuk kembali ke nol,
sebenarnya rangkaian disetimbangkan oleh pengatur nol R3.
2.2.2
Rangkuman Tahanan

Gambar 6. Pelemahan khas tegangan
masukan untuk sebuah VOM, sakelar rangkumna (RANGE) pada panel depan VOM
memungkinkan pemilihan rangkuman tegangan yang diinginkan.
Bila sakelar fungsi
dari multimeter ditempatkan pada fungsi OHM, tahanan yang tidak diketahui
dihubungkan seri dengan sebuah batere internal, dan alat pencatat semata-mata
pengukur penurunan tegangan pada tahanan yang tidak diketahui tersebut. Sebuah
rangkaian khas dutunjukkan pada gambar 6, di mana sebuah jaringan pembagi
tegangan terpisah,yang hanya digunakan untuk pengukuran tahanan, menyediakan
sejumlah rangkuman yang berlainan. Bila Rx yang tidak diketahui dihubungkan ke
terminal-terminal OHM dari multimeter, batere 1,5 v menyalurkan arus melalui salah
satu tahanan rangkuman yang tidak diketahui menuju tanah.penurunan tahanan Vx
dan Rx dimasukan ke masukan penguat jembatan dan menyebabkan suatu penyimpanan
pada suatu alat pencatat. Karena penurunan tegangan pada Rx berbanding langsung
dengan tahanannya, sakala alat pencatat dapat dikalibrasi dalam tahanan.
2.2.3 Multimeter Komersial
Rangkaian pengukuran
yang disederhanakan pada sebuah VOM semikonduktor komersil diberikan pada
Gambar 7. Tegangan dc dari pembagi tegangan masukan dimasukan ke basis transistor
prapenguat jembatan Q3 dan basis Q4.” Emitter Follower”
ini memberikan impedansi masukan yang mendekati tidak terhingga dan dengan
demikian memberikan beban paling kecil bagi pembagi tegangan masukan bertahanan
tinggi. Transistor prapenguat Q3 dan Q4 mengemudikan
basis dari transistor penguat jembatan berturut-turut Q1 dan Q2
. impedansi masukan dari Q1 dan Q2 sangat tinggi
sebab tahanan emitternay yang tidak dipintaskan mencegah pembebanan emitter Q3
dab emitter Q4. Tegangan keluaran penguat jembatan ditunjukan pada
alat pencatat 200 mikroAmper yang dihubugnkan di antara kolektor Q1
dan Q2. Panel depan pengatur nol (zero control) menyetimbangkan
keluaran penguat alat pencatat dengan sinyal masukan nol. Pengaturan internal
memperbolehkan pengkalibrasian alat pencatat menggunakan dua tegangan uji yang
teliti yaitu berturt-turut sebesar 0,5V dan 1,5V. Kapasitor C1 dan C2 mencegah
sinyal-sinyal ac mencapai penguat dan mempegaruhi pembacaan alat pencatat.

Gambar 7. Rangkaian khas pengukuran dari
seuah VOM semikonduktor.
Tegangan ac yang diukur
dimasukan kesebuah penyearah gelombang penuh (puncak ke puncak) yang memuati
sebuah kapasitur ke nilai puncak ke puncak dari sinyal ac. Rangkaian jenis ini
juga dikenal sebagai pen-dobel tegangan (voltage doubler). Selanjutnya tegangan
ac yang disearahkan diumpamakan ke penguat melalui pembagian tegangan RANGE
yang biasa (Iwan Setiawan.2009:54).
2.3
Pertimbangan Dalam Pemilihan Sebuah Voltmeter Selisih
2.3.1 Pengukur Dasar Tegangan Selisih
Salah satu metode
paling teliti untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui adalah voltmeter
selisih (differential voltmeter), dimana voltmeter digunakan untuk menunjukan
selisih antara tegangan yang tidak diketahui dan sebuah tegangan yang diketahui
(William D Copper.1984:270).
Pengukuran klasik
tegangan selisih ditunjukan dalam sebuah bentuk dasar pada gambar 8.

Gambar 8. Pengukuran dasar tegangan
selisih
Dalam rangkaian ini, alat penunjuk nol dihubungkan di
antara sumber tegangan yang tidak diketahui dan terminal-terminal keluaran dari sebuah pembagi tegangan presisi;
sehingga menunjukkan selisih antara keduanya. Pembagi tegangan ini dihubungkan
ke sumber tegangan referensi dan dapat diatur agar memberikan perbandingan yang
diketahui secara tepat terhadap tegangan referensi.
Dalam melakukan suatu pengukuran, pembagian tegangan
diatur sampai keluarannya sama dengan tegangan yang tidak diketahui. Alat penunjuk
nol, yang dihubungkan antara sumber yang tidak diketahui dan terminal-terminal
keluaran yang pembagi tegangan yang menunjukna nol volt bila kedua tegangan
adalah sama.
Untuk pengukuran tegangan tinggi, sebuah sumber daya
referensi egangan tinggi dapat digunakkan. Akan tetapi, dalam hal yang lazim,
sebuah pembagi tegangan ditempatkan di antara sumber yang tidak diketahui guna
menurunkan tegangan pada nilai yang cukup rendah untuk membandingkan langsung
terhadap standar dc tegangan rendah yang biasa. Kekurangan utama sisem ini
adalah sebuah voltmeter selisih yang dilengkapi dengan pembagi tegangan masukan
mempunyai tahanan masukan yang relative rendah,terutama pada tegangan yang
tidak diketahui yang jauh lebih besar dari referensi. Tahanan masukan yang
rendah ini tidak diinginkan sebab efek pembebanannya. Sebuah voltmeter selisih
memberikan tahanan masukan yang
mendekati tak berhingga hanya pada kondisi nol dan selanjutnya hanya pembagi
tegangan masukan tidak digunakan.
Voltmeter
selisih arus bolak-balik merupakan modifikasi dari
instrument arus searah dan berisi sebuah rangkaian penyearah yang presisi.
Tegangan ac yang tidak diketahui dimasukan ke penyearah guna pengubahan ke
tegangan dc yang sama dengan nilai rata-rata ac. Kemudian dc yang dihasilkan dimasukan
ke voltmeter potensimetrik dalam cara yang biasa.

Gambar
9. Diagram balok yang disederhanakan dari sebuah voltmeter ac
2.3.2 Standar Dc/Voltmeter Selisih
Voltmeter selisih
membutuhkan sumber referensi untuk melakukan pengukuran dan sebuah rangkaian
alat pencatat untuk mendeteksi ketidakseimbangan antara tegangan yang tidak
diketahui dan tegangan yang diketahui. Diagram balok 10 menggambarkan modus
operandi standar, di mana instrument membangkitkan tegangan keluaran presisi
dari 0 V sampai 1000 V sebagai referensi untuk berbagai pakaian
labolatorium.sebuah referensi yang temperaturnya terkontrol membangkitkan
tegangan yang sangat stabil sebesar +1 Vdc yang dihubungkan ke sebuah jaringan
pembagi tegangan decimal. Perbandingan pembagi tegangan dikontrol oleh satu
pasang sakelar panel depan yang memungkinkan pengaturan sumber referensi daro 0
V sampai 1 V dengan pertambahan setiap 1μ.
Penguat dc terdiri dari
beberapa tingkatan dalam bentuk air terjun, memberikan penguat lup terbuka
sebesar
atau lebih. Jaringan
umpan balik memonitor tegangan keluaran actual dan mengumpankan kembali sebagai
keluaran yang terkontrol ke masukan penguat. Penguat lup tertutup dari penguat
umpan balik dapat dinyatakan oleh hubungan:

G
=

Di mana : G = penguatan lup tertutup
A = penguatan lup terbuka
β=
bagian dari tegangan keluaran yang digunakkan sebagai umpan balik degenerative.
Jika penguatan lup terbuka sangat tinggi
(idealnya adalah tak terhingga), persamaan diatas berunah menjadi
G
= 


Gambar 10. Diagram balok dari
voltmeter standar dc/selisih dalam modus oprasional standar.
Ketelitian penguatan
lup tertutup hanya bergantung pada ketelitian pembagi tegangan yang menentukan
. Pembagi tegangan umpan balik yang ditunjukan pada diagram
blok pada gambar 10 dibuat dari tahanan kawat gulung presisi yang stabil,
memungkinkan penguat mempunyai karakteristik penguatan lup tertutup yang
terkontrol secara cermat. Terminal keluaran dari instrument dalam modus
operandi standar memberikan rangkuman-rangkuman tegangan presisi sebagai
berikut:

0 – 1 V dengan langkah 1
V

0 – 10 V dengan langkah 10
V

0 – 100 V dengan langkah 100
V

0 – 1000 V dengan langkah 1mV
Dalam modus operandi ketiga, instrument dihubungkan sebagai
voltmeter dan penguat dc berfungsi sebagai suatu tingkatan penyangga guna
menyediakan impedansi masukan yang tinggi ke sumber tegangan yang tidak
diketahui. Tegangan masukan diperkuat, dan tegangan keluaran dc dihubungkan
langsung ke rangkaian alat pencatat. Rangkaian alat pencatat berisi sebuah
penguat dengan umpan balik terkontrol dan memperbolehkan pemilihan
sensitivitasnya dengan pengatur lup umpan balik melalui alat control pada panel
depan yang diberi tenda sensitivitas. Ciri ini melengkapi sensitivitas
rangkaian alat pencatat yang ekstrim, kerapkali dalam 1
V defleksi penuh. Akan tetapi pengukuran yang berarti pada
sensitivitas yang sangat tinggi sulit dilakukan sebab kesulitan dalam
pembangkitan derau dan pengambilan derau.

Instrumen yang paling
sesuai untuk suatu pengukuran tegangan tertentu bergantung pada prestasi yang
diinginkan dalam suatu keadaan. Menurt William D Copper (1994:268), beberapa
pertimbangan penting dalam sebuah pemilihan voltmeter diringkaskan sebagai
berikut:
a. Impedansi
Masukan
Untuk menghindari efek
pembebanan, tahanan masukan atau impedansi voltmeter sebaiknya paling sedikit
dalam orde kebesaran yang lebih tinggi dari impedansi rangkaian yang diukur.
Sebagai contoh, bila voltmeter dengan tahanan sebesar 10 MΩ digunakan untuk
mengukur tegangan pada tahanan 100 kΩ. rangkaian hampir tidak tergangu dan efek
pembebanan alat ukur terhadap rangkaian dapat diabaikan. Akan tetapi, dengan
menempatkan alat ukur yang sama antara ujung-ujung tahanan 10 MΩ tersebut
secara serius akan membebani rangkaian dan menyebabkan kesalahan pengukuran
sebesar sekitar 50%.
Impedansi masukan voltmeter adalah
fungsidari kapasitansi shunt yang pasti terjadi pada terminal-terminal masukan.
Efek pembebanan voltmeter tersebut khususnya lebih nyata pada
frekuensi-frekuensi yang lebih tinggi bila kapasitansi shunt masukan sangat
mengurangi impedansi masukan.
b. Rangkuman
Tegangan
Rangkuman tegangan pada
skala alat pencatat boleh jadi dalam urutan 1-3-1 dengan pemisahan sebesar
10dB, atau urutran 1,5-5-15,atau dalam satu skala yang terkalibrasi dalam
desible. Dalam segala hal, pembagi skala haruslah sesuai dengan ketelitian
instrument. Sebagai contoh, sebuah alat pencatat linier dengan ketelitian
sebesar 1% skala penuh akan mempunyai 100 bagian skala pada skala 1,0 V
sehingga 1% dapat dipisahkan dengan mudah.
c. Desible
Pemakaian skala desible
bisa sangat efektif dalam pengukuran yang mencakup rangkuman tegangan yang
lebar. Sebagai contoh, pengukuran jenis ini ditemukan dalam kurva respons
frekuensi sebuah penguat atau filter. Di mana tegangan keluaran diukur sebagai
fungsi dari frekuensi teganagan masukan yang dimasukan.
d. Sensitivitas
versus lebar bidang frekuensi
Derau adalah fungsi
lebar bidang frekuensi. Sebuah voltmeter dengan bidang yang lebar akan
mengambila dan mengakibatkan lebih banyak derau daripada voltmeter yang
beroprasi pada rangkuman frekuensi yang sempit. Umumnya, sebuah instrument
dengan lebar bidang sebesar 10 Hz sampai 10 m=MHz mempunyai sensitivitas
sebesar 1 mV. Sebuah voltmeter dengan cakupan lebar bidang hanya sampai 5 MHz
dapat mempunyai sensitivitas sebesar 100 mikrovolt.
e. Operasi
dengan batere
Untuk pemakaian dalam
lapangan, sebuah voltmeter yang dijalankan oleh sebuah batere internal adalah
penting. Jika suatu tempat mengalami gangguan sampai hubungan ke tanah, maka
untuk menghilangkan lintasan tanah tersebut, lebih diinginkan instrument yang
dijalankan oleh batere daripada sebuah voltmeter yang dijalankan dari jala-jala
listrik.
f. Pengukuran
arus bolak-balik
Pengukuran arus dapat
dilakukan oleh sebuah voltmeter ac yang sensitive bersama sebuah tahanan seri.
Akan tetapi dalam hal yang lazim, digunakkan sebuah jarum penduga ac yang memungkinkan operator mengukur arus
bolak-balik tenpa mengganggu rangkaian yang diuji.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Instrumen
pengukuran
voltmeter elektronik biasanya
terdiri dari sebuah alat ukur yang lazim, didahului oleh sebuah penguat dc dari
satu tingkatan atau lebih. penguat-penguat dc yang digunakan dalam volmeter
elektronik dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu: penguat dc tergandeng
langsung (deirect coupled cd amplifier)
dan penguat dc jenis pencincang (chopper type dc amplifier).
Rangkaian dasar sebuah
utimeter elektronik umumnya mencangkup penguat dc jembatan setimbang, pelemahan
masukan, rangkaian penyearah, batrai internal, dan sakelar fungsi. Skala
tahanan multimeter membaca tahanan yang bertambah besar dari kiri kke kanan.
Ada beberapa
pertimabnag dalam pemilihan voltmeter selisih, diantaranya: impeansi masukan,
rangkuman tegangan, desible, sensitivitas versus lebar bidang frekuensi, oprasi
dengan batrai dan yang terakhir pengukuran arus bolak-balik.
3.2
Saran
Menyadari banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini khususnya dari segi konten dan
penulisan, penulisan selanjutnya akan menjelaskan materi diatas dengan sumber
yang lebih banyak dan sumber yang tepercaya sehingga karya tulis ini lebih
credible.
DAFTAR
PUSTAKA
Rahman, Anugrah.20011. Pengukuran Besaran Elektrik. Bandung:
ITT
Setiawan, Iwan.2009. Instrumentasi Pengukuran
Listrik Searah. Jogjakarta: Universitas Diponogoro
Sapiie, Soedjana.2005. Pengukuran Dan Alat-Alat Ukur Listrik.
Jakarta; PT Pradnya Paramita
Waluyanti, Sri dkk.2008. Alat Ukur Dan Teknik Pengukuran. Jakarata:
Departemen Pendidikan Nasional
William D Copper.1994. Instrumetasi Elektronikdan Teknik Pengukuran.
Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar